Lukas 10:13-16
“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
***
Bacaan Injil hari ini merupakan lanjutan bacaan Injil kemarin, di mana Yesus mengutus ketujuh puluh murid-Nya pergi berdua-dua. Yesus kali ini menyatakan tentang hukuman yang akan ditanggung oleh kota-kota yang menolak pewartaan-Nya. Secara khusus, Ia mengutuk Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum yang merupakan kota-kota di sekitar Danau Galilea, tempat Yesus selama ini berkarya mewartakan Kerajaan Allah. Kota-kota ini mendapatkan keistimewaan karena di situ Yesus telah banyak melakukan mukjizat dan karya-karya yang agung. Mereka telah banyak mendapatkan rahmat dengan kehadiran-Nya. Sayang, mereka keras hati dan tidak berubah. Pewartaan Yesus serta mukjizat-mukjiat yang dilakukan-Nya tidak membawa mereka pada pertobatan.
Karena itu, Yesus marah dan mengatakan bahwa hukuman yang mereka tanggung akan lebih berat daripada Tirus dan Sidon. Tirus dan Sidon adalah kota yang dihuni oleh orang-orang asing. Seandainya Yesus pergi ke sana untuk mewartakan kabar keselamatan, mereka pasti akan melakukan perkabungan sebagai tanda pertobatan. Demikianlah Yesus mengatakan bahwa kekerasan hati dan ketidakmauan untuk bertobat akan mendatangkan hukuman.
Namun, ada hal yang menguatkan hati para murid bila mereka menerima penolakan, yakni kata-kata Yesus yang menyatakan, “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Pengutusan yang dilakukan oleh para murid adalah pengutusan Yesus sendiri, dan kehadiran mereka adalah kehadiran Yesus sendiri.
Dengan merenungkan sabda Tuhan hari ini, setidaknya ada dua pesan yang dapat kita pegang. Pertama, kita harus selalu membuka hati untuk pewartaan kabar gembira. Kadang-kadang kita tergoda untuk tidak peduli dan membiarkan berlalu begitu saja sabda yang kita dengar. Sabda itu berbicara, tetapi kita menutup hati, sehingga tidak bisa meresap dan mengubah hidup kita. Kita tetap pada hidup yang lama dan tidak mengalami pertobatan. Ingat, ketegaran hati akan mendatangkan hukuman!
Kedua, kita adalah juga utusan. Kita bertanggung jawab untuk mewartakan kabar gembira kepada lebih banyak orang. Perjalanan sebagai utusan Tuhan tidak selalu mulus. Mungkin banyak orang yang bersedia menerima pewartaan yang kita berikan, tetapi tidak sedikit juga yang mungkin menolaknya. Jangan membiarkan penolakan menyurutkan semangat pewartaan kita. Tetaplah maju, karena penolakan pada pewartaan bukanlah penolakan terhadap diri kita, melainkan penolakan terhadap orang yang kita wartakan, yakni Yesus Kristus. Semoga kita memiliki semangat pertobatan dan semangat pewartaan.