Lukas 8:1-3
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
***
Bacaan Injil hari ini sangat pendek, namun pesan dan maknanya tegas dan kuat. Dikisahkan bahwa Yesus berada dalam perjalanan misi-Nya. Ia tidak sendirian. Kedua belas rasul ada bersamanya, demikian juga beberapa perempuan. Yesus menerima kehadiran para perempuan bukan hanya ketika Ia tanpa sengaja berpapasan dengan mereka dalam perjalanan-Nya, atau saat Ia menerima jamuan mereka seperti dalam kisah Marta dan Maria. Yesus melibatkan perempuan dalam perjalanan misi-Nya.
Maria Magdalena, Yohana, dan Susana adalah tiga di antara perempuan-perempuan yang melayani Yesus dan para murid-Nya. Tampaknya mereka memang bukan perempuan biasa. Pada zaman itu, perempuan Yahudi tidak mungkin beredar di luar rumah, berkeliling mengikuti Yesus. Mereka wajib melayani dapur dan keluarga. Pasti ada kondisi-kondisi khusus pada diri Maria Magdalena dan kawan-kawan yang tidak dimiliki perempuan lainnya. Salah satunya adalah kekayaan.
Dalam kisah-kisah Injil, ada banyak perjumpaan Yesus dengan perempuan, misalnya perempuan Samaria, perempuan Siro-Fenisia, dua bersaudara Marta dan Maria, Maria Magdalena, dan lain-lain. Dalam lingkaran pengikut-Nya, Yesus membuka sekat gender, bahkan tanpa melihat latar belakang para perempuan tersebut. Ada yang janda, yang berbuat zina, yang berdosa, yang najis karena pendarahan, dan sebagainya. Yesus bahkan menerima perempuan dalam lingkaran para murid-Nya. Melalui kesetaraan ini, tawaran kemuridan juga terbuka untuk perempuan. Karena tawaran inilah perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam Kerajaan Allah.
Perempuan tidak hanya menjadi bagian dari kisah Yesus, tetapi juga punya peran istimewa. Yesus lahir dari seorang perempuan. Di awal kebangkitan-Nya, Ia memperlihatkan diri-Nya pertama kali pada seorang perempuan. Melalui ajaran maupun sikap-Nya, Yesus jelas punya peran dalam mengubah persepsi dunia yang sering kali menomorduakan perempuan. Ia tidak merendahkan perempuan, tetapi bahkan memuji kualitas dan karakteristik mereka. Ia menerima dan memahami perempuan melalui iman dan kasih. Bagi Yesus, kesetaraan gender itu penting. Allah menciptakan perempuan sebagai penolong yang sepadan dengan laki-laki.
Persoalan ketidaksetaraan gender dari dulu hingga kini tidak pernah habis dibahas. Memang di zaman sekarang ini sudah banyak perubahan yang terjadi. Ada sebagian aturan lama yang didobrak, sehingga perempuan juga punya suara dan peran. Namun, tidak bisa dipungkiri, ketimpangan tetap masih ada. Penginjil Lukas memaparkan peran aktif perempuan dalam mewujudkan pesan kristiani. Sebagaimana telah ditunjukkan Yesus dalam ajaran maupun kehidupan-Nya, perempuan seharusnya tetap berperan penting dalam kehidupan dan ajaran Gereja.