Kekuatan Iman

Sabtu, 12 Agustus 2023 – Hari Biasa Pekan XVIII

106

Matius 17:14-20

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegur dia, lalu keluarlah setan itu darinya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

***

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus. Yesus kali ini memulihkan seorang anak yang menderita sakit ayan atau epilepsi setelah sebelumnya murid-murid-Nya berusaha melakukan itu namun mengalami kegagalan. Peristiwa ini terjadi sesudah peristiwa transfigurasi, yang mana Yesus dimuliakan di atas gunung, tampak dalam wajah-Nya yang bercahaya seperti matahari dan jubah-Nya yang menjadi putih berkilauan.

Terciptalah kontras di antara kedua peristiwa itu, yakni antara Kerajaan Allah dan kerajaan duniawi. Kerajaan Allah penuh dengan kemuliaan dan semarak, sebab Allah berkuasa sepenuhnya dan kuasa-kuasa kejahatan tidak mendapatkan tempat sama sekali di situ. Berbeda dengan itu, setan dan roh jahat merongrong hidup manusia di kerajaan duniawi, sehingga kehidupan di sini diwarnai oleh dukacita dan penderitaan. Contohnya yang dialami oleh anak yang menderita sakit ayan ini. Serangan setan membuatnya tidak berdaya dan ia selalu didorong untuk mencelakakan dirinya sendiri.

Selain itu, di kerajaan duniawi, Yesus juga harus berhadapan dengan ketidakpercayaan dan kurangnya iman dari pihak manusia. Itulah yang ditunjukkan oleh ayah dari anak itu dan juga oleh murid-murid-Nya sendiri. Karena ketiadaan iman atau karena iman mereka yang lemah, setan semakin merajalela di bumi tanpa dapat mereka cegah dan mereka tangani. Karena itu, Yesus kemudian menunjukkan kekuatan iman kepada mereka. Ia menegur setan itu dengan keras. Langsung saja setan tersebut pergi meninggalkan tubuh anak itu. Berkat kuasa Yesus, si anak pulih kembali dan mengalami keselamatan.

Melalui bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk merawat iman kita. Iman adalah dasar hidup kita, pegangan bagi kita dalam menjalani hidup yang berpengharapan. Adalah iman yang menguatkan kita, sehingga kita dapat menjalani hidup yang sering kali penuh dengan ketidakpastian ini. Adalah iman yang memampukan kita untuk selalu mengandalkan penyelenggaraan dan belas kasihan Tuhan, sehingga dengan itu kita mengalahkan kuasa setan. Iman kita mungkin kecil saja, hanya sebesar biji sesawi, namun itu sudah cukup. Asal dirawat dengan baik, iman sekecil apa pun memiliki daya dan kuasa yang sungguh luar biasa. Ketika badai kehidupan melanda dalam rupa bencana, musibah, dan penyakit, orang yang beriman akan tetap tegar sehingga akan mampu melaluinya, bahkan belajar banyak dari peristiwa-peristiwa yang menyedihkan itu. Sebaliknya, orang yang tidak beriman menanggung semuanya itu dengan penuh keluh kesah, cepat mengeluh, menyerah, lalu akhirnya kalah.

Mari merawat iman kita baik-baik, menjaganya dan mengusahakannya agar tumbuh berkembang dengan subur. Iman adalah anugerah dari Tuhan yang sangat perlu kita syukuri. Semoga dengan itu kita akan merasakan hidup yang teberkati.