Sang Cinta dan Kesadaran Tertinggi

Minggu, 4 Juni 2023 – Hari Raya Tritunggal Mahakudus

132

Yohanes 3:16-18

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”

***

Sebuah buku berjudul Healing and Recovery berbicara tentang pentingnya kesadaran dalam hidup manusia. David R. Hawkins, penulisnya, mencantumkan di dalamnya sebuah peta kesadaran. Digambarkan bahwa jenis-jenis kesadaran rendah adalah jenis-jenis perilaku negatif, seperti cemburu, marah, iri hati, takut, dendam, dan sebagainya. Sementara itu, jenis-jenis kesadaran tinggi adalah perilaku positif, seperti menghargai, mengikhlaskan, damai, memberi diri, dan cinta. Yang saya perhatikan, semakin kesadaran mencapai puncaknya, dan itu menyerap banyak energi positif dalam hidup, semakin kesadaran itu sesuai dengan ajaran iman kita, di mana Yesus sendiri menyebutnya sebagai hukum pertama dan utama, yakni kasih.

Dalam Injil Yohanes dinyatakan bahwa Tuhan adakah kasih. Sang Kasih hadir menjadi manusia, ada dan berjalan bersama kita, karena kasih-Nya kepada kita begitu besar. Akan tetapi, kadang kita bertanya dalam hati, “Di mana Tuhan? Tuhan rasanya tidak tampak dan tidak terlibat dalam hidup saya. Tuhan absen dari kehidupan saya.”

Lewat tulisan Hawkins di atas, kita diajak untuk melihat dan menyadari bahwa Tuhan tidak terutama hadir dalam wujud fisik sebagaimana sering kita inginkan. Tuhan hadir di mana ada cinta kasih. Tuhan ada, terlibat, dan benar-benar dapat kita rasakan ketika kesadaran kita sampai pada cinta, kasih, dan damai. Semakin kita berpikir dan berperilaku positif, semakin kita akan merasakan kehadiran-Nya. Semakin besar cinta kita, semakin kita akan terarah dan tertuju kepada-Nya.

Cinta memang selalu mau menyatukan. Kesatuan dengan sang Cinta adalah juga kesatuan di dalam kesadaran-Nya. Tujuan kita adalah menuju pada kesadaran tertinggi, yakni cinta tanpa syarat, cinta tanpa batas, cinta yang total dan menyeluruh. Tuhan kita telah menunjukkan cinta yang paling tinggi dan yang paling sempurna. Walaupun adalah Anak Allah, Ia tetap mempersembahkan diri-Nya bagi kita, demi kita, untuk kita yang Ia cintai. Mari kita mengarahkan diri kepada-Nya. Semakin tinggi kesadaran kita, semakin kita akan terarah kepada-Nya. Sebaliknya, semakin rendah kesadaran kita, semakin kita akan terarah pada segala sesuatu yang berlawanan dengan-Nya.