Tuhan yang Memelihara

Rabu, 24 Mei 2023 – Hari Biasa Pekan VII Paskah

136

Yohanes 17:11b-19

“Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.”

***

Dalam pertemuan dengan para pemimpin negara-negara ASEAN tanggal 11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Presiden Jokowi menyampaikan, “We have to prepare for the worst.” Pernyataan itu ada benarnya untuk perjalanan hidup manusia. Kita perlu mempersiapkan diri menghadapi situasi terburuk yang akan terjadi ke depan. Apa yang akan terjadi di masa depan tidak dapat kita ketahui dengan pasti. Namun, hal yang baik dan yang buruk pasti akan sama-sama kita alami. Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan diri akan berbagai kemungkinan. Kita perlu mempersiapkan hati dengan bantuan pemeliharaan dari Tuhan sendiri.

Hari ini, Yesus berdoa kepada Bapa, memohon Bapa agar memelihara kita, para murid-Nya. Pemeliharaan itu membutuhkan kemauan untuk bersatu dengan Allah. Hidup kita tidak boleh terpisah dari-Nya. Untuk menjadi satu dengan Allah diperlukan pengorbanan, yakni berupa waktu, pikiran, materi, dan sebagainya. Kita memberi apa yang kita miliki untuk dijadikan satu dengan yang lain.

Persatuan dengan Allah akan membuat kita tetap bertahan di medan dunia, tidak untuk menjadi milik dunia, tetapi kita justru menggunakan kancah dunia menjadi jalan kekudusan lewat kebenaran. Allah memelihara kita untuk mencapai kekudusan. Capaian ini tidak berlangsung secara instan. Kita harus berkorban dan rela hati untuk mau dipelihara oleh Allah. Yesus memelihara para murid-Nya yang ada di medan dunia. Ia sendiri yang meminta kepada Bapa agar melindungi kita semua dari yang jahat. Inilah keyakinan kita akan pemeliharaan Allah bagi hidup kita. Segala kemungkinan terburuk dalam hidup kita siap kita hadapi karena Allah sendiri yang menjaga kita.

Hidup yang dipelihara oleh Allah senantiasa penuh dengan kebenaran. Dengan mengikuti kebenaran, kita akan menjadi kudus, meskipun kita dibenci dan diserang oleh dunia. Serangan dan kebencian akan diubah menjadi jalan kekudusan lewat ketahanan dan kesabaran. Sabar bertahan dalam kebenaran akan menghasilkan kedamaian; rasa aman yang diperoleh karena ketahanan dalam kebenaran akan berkembang menjadi sukacita yang penuh.