Yohanes 16:5-11
“Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
***
Alih-alih sebatas kata-kata, iman itu hidup. Dengan beriman, kita mengakui Allah yang menyatakan diri-Nya. Iman menjadi tanda persetujuan kita, sebagai jawaban “ya” dari kita, akan kasih Allah yang ditawarkan kepada setiap pribadi. Iman juga membawa kita melulu terarah kepada-Nya. Dengan beriman, kita mengakui bahwa Allah benar-benar segalanya bagi kita.
Kita semua pasti mempunyai pergulatan dan perjuangan hidup masing-masing. Kita semua juga pasti pernah mengalami kesulitan besar, di mana kesulitan itu membuat kita sampai tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa, dan berada di jalan buntu. Itulah dinamika hidup manusiawi kita, tetapi itulah juga dinamika hidup beriman kita.
Ketika kita berada dalam saat-saat berat, kita akan mampu melewatinya kalau kita bersandar pada pertolongan Tuhan. Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Kita dapat terus berjalan semata-mata karena Dia. Jika hal itu kita rasakan dan kita akui, itulah yang disebut iman, dan itulah yang menunjukkan bahwa iman itu hidup. Iman berbicara, berdampak, dan memiliki daya ubah dalam diri kita, dalam segala situasi kehidupan yang kita hadapi. Iman mendorong kita untuk berserah dan memercayakan hidup kita kepada Tuhan.
Hari ini, Paulus dan Silas memberi teladan bagi kita (bacaan pertama, Kis. 16:22-34). Tatkala dipenjara, dibelenggu dengan pasungan yang kuat, mereka tidak melawan, tidak takut, dan tidak mengeluh. Mereka justru memuji kebesaran Tuhan. Karena itu, mari kita jadikan iman kita hidup dan berkobar-kobar dalam segala situasi. Ingat, Tuhan hanya sejauh doa. Ia tidak pernah jauh dari kita dan akan selalu menolong kita.