Yohanes 6:35-40
Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
***
Patung Bunda Maria diminta untuk ditutup dengan terpal; dipersulit untuk membangun gereja; dibubarkan ketika sedang berdoa dan beribadah; itu semua adalah contoh nyata bahwa di tengah-tengah masyarakat yang secara teori menjunjung tinggi keragaman ini, ternyata tidak semua bisa menghargai keyakinan orang lain. Menyadari hal itu, kegelisahan bisa jadi sering muncul dalam hati kita. Kalau sikap itu suatu ketika memuncak menjadi tindak kekerasan, apa yang akan terjadi pada kita yang hanya merupakan kelompok kecil di negara ini?
Jemaat Kristen perdana berada dalam situasi seperti itu (bacaan pertama hari ini, Kis. 8:1b-8). Mereka menghadapi penganiayaan yang semakin dahsyat. Setelah membunuh Stefanus, orang-orang Yahudi yang dipimpin Saulus semakin giat memburu mereka. Akibatnya, para pengikut Yesus terpaksa menyingkir ke berbagai tempat, kecuali para rasul yang tetap bertahan di Yerusalem. Di sisi lain, malapetaka tersebut ternyata mempunyai nilai positif. Justru karena ditolak di Yerusalem, mereka berkesempatan membawa Injil ke tempat-tempat lain, salah satunya ke Samaria. Filipus mewartakan Injil di situ, dan penduduk setempat ternyata menyambutnya dengan sukacita.
Yesus berkata, “Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang.” Ingatlah firman ini ketika kita mengalami saat-saat yang sulit, dianiaya karena iman yang kita yakini. Teladan yang baik telah diberikan para pendahulu kita: Makin hebat dianiaya, makin semangat mereka mewartakan Injil. Apa yang harus ditakuti? Apakah kematian? Yesus, sang roti hidup, telah bangkit mengalahkan kematian. Kita yang percaya kepada-Nya akan bangkit bersama-Nya dan tidak akan dibiarkan-Nya hilang.