Yohanes 3:31-36
“Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
***
Di tengah dunia yang diwarnai prinsip hidup untung dan rugi, di tengah fenomena zaman ini di mana banyak orang berambisi mengejar popularitas, ternyata masih banyak juga yang setia dan tanpa pamrih mengabdikan diri untuk menjadi pelayan bagi sesama. Pada masa pandemi Covid-19, bermunculan pahlawan-pahlawan kehidupan yang berani mengambil risiko kehilangan nyawa untuk menolong orang lain. Banyak orang tetap setia melaksanakan prinsip hidup yang benar meski dikritik atau tidak populer. Banyak orang tetap setia menanam benih-benih kebaikan dalam kehidupan mereka.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Yesus memberi kesaksian tentang apa yang dilihat dan didengar-Nya dari Bapa meskipun orang-orang menolak Dia. Meski demikian, Yesus tetap setia menjalankan pengutusan-Nya dari Bapa. Dia tetap menyampaikan firman Allah, sebab Allah telah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Relasi kasih antara Anak dan Bapa menjadi kekuatan Yesus dalam menjalankan tugas pengutusan-Nya di dunia. Ia melaksanakan tugas-Nya sebagai pelayan yang punya integritas. Dengan setia, Ia mewartakan kebenaran dari Bapa.
Hal lain yang menarik dari perikop ini adalah pribadi Yohanes Pembaptis. Sebagai guru yang mempunyai murid sendiri, Yohanes secara terbuka memperkenalkan Yesus sebagai Guru yang lebih besar daripada diri-Nya. Inilah ciri pelayan yang rendah hati. Yohanes menjalankan prinsip hidup yang benar, yaitu membuat Yesus semakin dikenal dan makin besar. Ia tidak tergoda oleh ambisi mengejar ketenaran. Demikianlah kedua tokoh besar ini, Yesus dan Yohanes Pembaptis, sama-sama menunjukkan diri mereka sebagai pelayan yang berintegritas. Keduanya setia menjalankan tugas pengutusan mereka dengan rendah hati.
Sebagai pengikut Kristus, kita juga diutus untuk melaksanakan perkara-perkara yang berasal dari atas. Kita adalah pewarta-pewarta firman Allah lewat kata dan kesaksian hidup sehari-hari. Seperti Yesus setia melakukan kebaikan dan mengajarkan kebenaran, kita juga diminta untuk menjadi pewarta kasih Allah bagi dunia. Identitas kristiani kita perlu diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan dengan kata-kata saja, agar mampu memotivasi orang lain untuk berubah ke arah yang lebih baik. Itulah ciri pelayan yang punya integritas, yakni setia melaksanakan imannya lewat pelayanan yang tulus kepada sesama. Barangsiapa taat, dia akan beroleh hidup kekal.