Yohanes 3:16-21
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
***
Israel akhirnya lolos dalam kualifikasi Piala Dunia sepak bola U-20 yang rencananya akan diselenggarakan di Indonesia. Pelbagai protes disampaikan kepada pemerintah dan FIFA, organisasi sepak bola dunia, menolak kehadiran tim Israel di Indonesia. Penolakan ini menunjukkan nuansa kebencian terhadap Israel dan menjadikan masalah sepak bola sebagai masalah politik. Indonesia memang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel karena mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel. Kebencian dan ketakutan adalah tanda ketiadaan kasih. Kebencian adalah perbuatan kegelapan yang hanya membawa kerugian bagi diri, orang lain, dan masyarakat.
Sejak hari Senin, bacaan Injil berbicara tentang percakapan Yesus dengan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Dalam perikop hari ini, Yesus menegaskan bahwa pengutusan-Nya oleh Bapa terjadi hanya karena kasih Allah yang begitu luar biasa kepada dunia, kepada umat-Nya. Tujuan pengutusan Yesus adalah untuk menyelamatkan dunia, bukan untuk menghakimi. Kasih Allah yang ditunjukkan oleh Yesus bukan kasih yang mencari kesalahan dan yang menghukum manusia yang berdosa agar binasa. Allah tidak pernah membenci dunia yang sudah berdosa dan menolak Dia. Kasih Allah yang dibawa oleh Yesus adalah kasih yang menyelamatkan.
Kasih itu akan membawa keselamatan dengan syarat keterbukaan dari dunia dan dari manusia untuk menerima sang utusan dan percaya. Ketidakpercayaan membuat manusia ada dalam situasi hukuman atau situasi jauh dari Allah, keadaan tanpa kasih, dan kehidupan dalam kegelapan. Orang yang tidak percaya membenci terang untuk menutupi kejahatannya. Sebaliknya, orang percaya mengalami kasih Allah dan digerakkan untuk menghidupi kasih itu.
Orang beriman adalah orang-orang yang dijiwai oleh kasih. Mereka mengalami, percaya, dan menghidupi kasih Allah. Kasih Allah dalam hidup orang beriman sungguh nyata dan luar biasa, sehingga mereka akan selalu tergerak untuk membagi kasih itu kepada semua makhluk. Jangan mengatakan diri orang beriman jika kebencian, kecurigaan, dan maksud jahat masih menguasai diri kita. Allah mengasihi kita semua, maka mari kita hidup dalam kasih-Nya!