Berjuang untuk Percaya

Sabtu, 1 April 2023 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

87

Yohanes 11:45-56

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mukjizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.” Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.

Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”

***

Inilah penderitaan yang dialami Yesus: Sementara sejumlah orang menjadi percaya karena mukjizat-mukjizat-Nya, yang lain ternyata mengeraskan hati mereka ketika dihadapkan pada realitas yang begitu menantang. Mereka tidak ingin melihat. Mereka tidak mau percaya kepada Yesus.

Mengapa mereka menolak untuk percaya kepada Yesus? Apakah mereka takut akan muncul pemberontakan, dan sebagai konsekuensinya, pembalasan dari orang-orang Roma? Apakah mereka takut berubah? Apakah mereka takut kehilangan kekuasan dan kontrol atas situasi? Apakah mereka takut untuk percaya dan berserah diri kepada Allah? Apakah mereka iri hati terhadap Yesus karena begitu banyak orang datang kepada-Nya? Mungkin yang membuat mereka takut adalah campuran dari itu semua, yang dapat bersembunyi di wilayah gelap hati manusia.

Kita juga dapat menolak untuk melihat dan mendengarkan realitas dengan rendah hati, menolak untuk membaca tanda-tanda Roh Kudus dalam semua yang sedang terjadi di dunia, di dalam Gereja, dan di sekitar kita. Kita juga dapat menolak untuk percaya kepada kuasa Allah yang ada dalam diri kita dan dalam diri orang lain. Karena itu, kita harus berjuang, agar semua itu tidak terjadi pada diri kita.  

*Diolah dari Jean Vanier, Tenggelam ke Dalam Misteri Yesus: Menghayati dan Mendalami Injil Yohanes, Yogyakarta: Kanisius, 2009.