Markus 8:34 – 9:1
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”
***
Saya senang melihat orang-orang Katolik yang bangga dengan iman mereka. Mereka begitu bersemangat berbicara tentang iman Katolik, juga secara konkret mewujudkan iman itu dalam karya-karya yang baik bagi orang lain. Di hadapan banyak orang, iman Katolik mereka nyatakan dengan percaya diri.
Rasa bangga itu perlu didasarkan pada cinta akan Kristus. Cinta akan Kristus bukan sekadar romantisme, melainkan komitmen yang tinggi. Yesus sendiri menuntut setiap murid-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib. Karena itu, cinta akan Kristus harus berisi penyangkalan diri dan salib. Kita perlu menyadari bahwa cinta itu tidak berakhir sia-sia. Yesus membalas cinta kita dengan menyatakan bahwa Ia akan mengakui kita di hadapan dunia dan di hadapan Bapa di surga.
Saudara-saudari terkasih, kalau kita sungguh bangga akan iman Katolik, kita mesti bertanggung jawab untuk memelihara cinta kita pada Kristus. Janganlah membiarkan diri kita jatuh pada sikap-sikap fanatik yang sebenarnya bertentangan dengan sikap Kristus. Tetaplah mencintai Kristus tanpa perlu membenci orang lain. Banggalah akan iman kita tanpa perlu merendahkan iman orang lain. Setiap murid Kristus yang bangga pada imannya pasti akan selalu meneladan sikap Kristus.