Antusiasme yang Ambigu

Kamis, 19 Januari 2023 – Hari Biasa Pekan II

117

Markus 3:7-12

Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Markus mengisahkan kepada kita sebagian kecil dari kehidupan publik Yesus di tengah dunia. Yesus dikisahkan sedang melaksanakan misi kerasulan-Nya di wilayah Galilea. Ia dikelilingi oleh begitu banyak orang yang barangkali sudah lama mengikuti pengajaran-Nya dan menyaksikan berbagai mukjizat yang dilakukan-Nya. Mereka datang dari berbagai daerah. Orang-orang itu datang kepada Yesus dengan berbagai alasan dan kebutuhan. Beberapa orang mau berjumpa dengan Yesus setelah mendengar kisah menakjubkan tentang mukjizat dan kuasa-Nya yang mampu menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat, yang lain mungkin datang kepada-Nya karena sungguh-sungguh membutuhkan uluran kasih dan penyembuhan dari-Nya.

Menghadapi orang-orang itu, Yesus dikisahkan menyuruh para murid-Nya untuk menyediakan sebuah perahu khusus bagi-Nya. Mengapa demikian? Apakah Yesus tidak berkenan, sehingga bermaksud menjauhi orang banyak itu? Sesungguhnya, Yesus tidak mundur dari pelayanan kasih-Nya. Ia hanya berupaya agar orang-orang itu tidak terjebak dalam iman yang semu dan antusiasme yang membingungkan.

Yesus berharap agar kita tidak hanya mencari-Nya ketika didesak oleh kebutuhan. Kita diharapkan mengubah cara hidup kita, membuka hati terhadap kehendak-Nya, mencintai-Nya yang hadir dalam Ekaristi, dan meningkatkan iman kita. Kita mesti mengikuti jalan-Nya, alih-alih menunjukkan antusiasme yang ambigu.

Yesus menunjukkan kepada kita berbagai kemungkinan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan-Nya. Untuk mengikuti-Nya, kita dituntut untuk tidak kehilangan diri dalam kerumunan orang-orang yang mengikuti-Nya tanpa kejelasan karena sekadar tertarik dan ingin tahu. Kita mestinya mengikuti Yesus karena kita yakin bahwa Dialah jalan dan kebenaran, yang akan membawa kita kepada kehidupan abadi. Dialah satu-satunya yang memiliki belas kasihan yang paling sempurna. Hanya di dalam Dia, kita akan menemukan belas kasihan yang membebaskan dan memberi kita kehidupan.