Hidup yang Bersumber dari Sabda Allah

Sabtu, 31 Desember 2022 – Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

127

Yohanes 1:1-18

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian setelah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

***

Tahun 2022 berakhir hari ini. Tentu banyak pengalaman, baik suka maupun duka, yang telah kita alami sepanjang tahun. Pengalaman-pengalaman itu mewarnai seluruh hidup kita, apalagi tahun ini kita masih berjuang keras untuk mengatasi pandemi Covid-19. Tahun ini di antara kita mungkin ada yang terpapar virus corona, kehilangan anggota keluarga, menderita kemunduran ekonomi, atau mengalami kekeringan rohani. Semua perjuangan itu berakhir hari ini, namun akan berlanjut di tahun selanjutnya. Tahun boleh berganti, tetapi hidup akan terus berjalan. Atas situasi dan pengalaman-pengalaman di tahun 2022, pernahkah kita merenungkannya dalam terang Sabda Allah?

Injil Yohanes hari ini mengajak kita untuk merenungkan kekuatan Sabda Allah. Sabda itu berasal dari Allah, dan Sabda itu adalah Allah. Sabda Allah kini menjadi manusia dan tinggal bersama kita. Melalui peristiwa inkarnasi, Ia hadir di tengah-tengah kehidupan manusia. Inti iman yang dijelaskan Yohanes adalah: Allah memberikan diri-Nya dalam diri sang Sabda yang menciptakan, menjelma, dan memberi kehidupan. Sang Sabda menjelma menjadi manusia seperti kita. Ini menunjukkan bahwa cinta kasih Allah mendasari seluruh pengalaman hidup manusia.

Selanjutnya tergantung pada kita apakah kita mau menerima atau menolak Sabda Allah yang diberikan kepada kita. Tanda bahwa kita bersedia menerima kehadiran-Nya adalah kalau kita turut dalam pemberian diri kepada sesama. Kehidupan yang bersumber dari Sabda Allah terwujud dalam kehidupan yang mendatangkan sukacita bagi sesama. Hidup dengan itu akan lebih bermakna bagi diri kita maupun bagi orang-orang di sekitar kita. Kita menjadi pionir sukacita di tengah banyaknya kesulitan dan ketidakpastian hidup.

Saudara-saudari yang terkasih, akhir tahun ini menjadi momen bagi kita untuk mengevaluasi perjalanan hidup kita. Selain sebagai bentuk refleksi, ini sekaligus sebagai langkah awal untuk tahun selanjutnya. Apakah yang akan kita lakukan sebagai pribadi yang mengimani Allah yang menjelma menjadi manusia? Bersediakah kita menerima karya keselamatan Allah? Apakah kita mau setia dan mengasihi Dia yang telah menjadi manusia seperti kita? Segala suka dan duka yang terjadi di tahun 2022 kita renungkan sebagai bentuk pengalaman hidup kita dalam berelasi dengan Sabda Allah. Dengan cara demikian, kita akan mampu mendapatkan kekuatan dan keberanian untuk melangkah di tahun selanjutnya. Kita siap, sebab hidup kita bersumber dari Sabda Allah.