Mencari dan Menyelamatkan

Minggu, 30 Oktober 2022 – Hari Minggu Biasa XXXI

88

Lukas 19:1-10

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

***

Sebelum ditahbiskan menjadi imam, Paus Fransiskus menulis catatan pengakuan iman pribadi yang ditulis dalam suatu waktu dengan kondisi intensitas rohani yang dalam. Begini pengakuan iman yang dinyatakannya:

“Saya percaya pada Allah Bapa, yang mencintai saya seperti anak; dan Yesus, Tuhan yang telah meresapkan Roh-Nya ke dalam hidup saya untuk membuat saya tersenyum, dan dengan demikian membawa saya ke ranah kehidupan kekal.

Saya percaya pada kisah hidup saya, yang tertikam oleh tatapan kasih Allah, sehingga pada suatu hari di musim semi, tanggal 21 September, telah mengantar saya pada suatu perjumpaan dan mengundang saya untuk mengikuti-Nya.

Saya percaya akan rasa sakit saya, potensi untuk bersikap egois, di mana kerap saya bersembunyi.

Saya percaya akan kepicikan jiwa saya, yang mencoba menelan tanpa memberikan, tanpa memberikan.

Saya percaya bahwa banyak orang yang baik, dan saya harus mencintai mereka tanpa khawatir dan tanpa pernah mengkhianati mereka demi mencari keamanan bagi saya.

Saya percaya akan kehidupan religius.

Saya percaya bahwa saya ingin mengasihi dengan sungguh.

Saya percaya akan kematian yang bisa terjadi setiap hari, bahwa saya kerap melarikan diri dari itu semua, tetapi dengan tetap tersenyum, mengundang saya untuk menerimanya.

Saya percaya akan kesabaran Tuhan, keramahan-Nya, yang sungguh-sungguh baik bagaikan suatu malam pada musim panas.

Saya percaya bahwa ayah saya berada di surga bersama dengan Tuhan.

Saya percaya bahwa Pastor Duarte berada di sana juga, menjadi perantara bagi imamat saya.

Saya percaya pada Maria, ibu saya, yang mengasihi saya dan tidak pernah meninggalkan saya sendirian. Saya pun senantiasa menantikan kejutan-kejutan yang terjadi setiap hari, yang terwujud dalam kasih, kekuatan, pengkhianatan, maupun dosa, yang akan menemani saya sampai perjumpaan terakhir dengan Wajah Mengagumkan yang Tak Terlukiskan itu. Saya berlari terus-menerus sepanjang waktu, tetapi saya selalu ingin mengerti dan mengasihi. Amin.”

Terinspirasi dari sabda Tuhan hari ini, kita pun dapat melanjutkannya dengan berseru, “Saya percaya Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”