Kegigihan dan Ketekunan

Kamis, 6 Oktober 2022 – Hari Biasa Pekan XXVII

122

Lukas 11:5-13

Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan darinya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

***

“Kegigihan” dan “ketekunan” adalah dua kata yang tertulis dalam lembaran roti tawar sebagai bekal perjalanan yang selalu menyemangati Bill Porter, seorang sales perusahaan, ketika menawarkan barang dagangannya dari pintu ke pintu. Kisah nyata perjuangan yang tak kenal lelah dan menyerah dari seorang penyandang cerebral palsy ini ditampilkan dalam film Door to Door yang dirilis pada tahun 2002. Dua kata itu selalu memotivasi dan menyemangati Bill untuk bekerja dan terus bekerja kendati ia mempunyai keterbatasan fisik.

Itulah juga yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid dalam bacaan Injil hari ini. Budaya instan dan kenyamanan bukan hanya menjadi bahaya untuk kehidupan umat beriman pada zaman ini, melainkan sudah menjadi tantangan pada zaman para murid Yesus. Ketika apa yang diinginkan dan diharapkan tidak kunjung datang, seseorang bisa dengan mudah kehilangan asa dan pengharapan. Yesus dengan sangat jelas menegaskan kebaikan Allah yang lebih daripada seorang sahabat dan ayah yang baik kepada anak-anaknya. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Saudara-saudari yang terkasih, kepada para murid-Nya, Yesus mengajarkan kegigihan dan ketekunan dalam hal doa. Kegigihan dan ketekunan ini pulalah yang perlu kita bangun sebagai murid-murid Yesus di zaman ini dalam kehidupan iman kita. Di tengah zaman yang serba cepat dan instan, semoga kita tetap menjadi pribadi-pribadi yang gigih dan tangguh, tidak mudah putus asa ketika tantangan, kesulitan, dan penderitaan melanda. Mari kita tetap tekun, sabar, dan setia di saat doa-doa kita rasanya tak kunjung terkabulkan. Berdoa tak kunjung henti adalah salah satu ciri kekudusan yang diserukan oleh Paus Fransiskus dalam seruan apostoliknya Gaudete et Exultate atau Bersukacitalah dan Bergembiralah.