Matius 24:42-51
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”
“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
***
Lingkungan rumah seminari kami di Amora, Portugal dihiasi begitu banyak pohon rindang. Hampir setiap hari, dari sudut jendela kamar, saya melihat burung-burung berkicauan dan hinggap dari satu pohon ke pohon yang lain. Ada beberapa ekor burung pipit yang bahkan terkadang datang dan hinggap ke jendela kamar saya. Yang menarik, burung-burung tersebut tampak sangat berhati-hati terhadap ancaman di sekeliling mereka. Setiap kali hendak hinggap di ranting pohon, mereka terlebih dahulu memerhatikan situasi sekitar.
Hari ini, Yesus menasihatkan para murid-Nya untuk selalu waspada dan berjaga-jaga: “Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” Membaca perikop ini, hati kita dibuat bertanya-tanya: Kapan Tuhan akan datang kembali? Masih lama atau sebentar lagi? Kita tidak akan pernah tahu jawabannya karena itu merupakan rahasia ilahi. Yang perlu kita lakukan adalah berjaga-jaga dan siap sedia.
Apa artinya berjaga-jaga dan siap sedia? Ini bukan imbauan untuk memasang lebih banyak alarm dan kamera keamanan agar rumah kita terlindung dari pencuri. Yesus menghendaki agar kita aman dengan menyempurnakan cara hidup dan tingkah laku kita selama berziarah di dunia ini. Berhadapan dengan imbauan tersebut, apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa keberadaan kita di dunia ini adalah sebuah ziarah menuju tanah air surgawi. Untuk masuk ke dalam sukacita tanah air surgawi, kita mesti berjaga-jaga dan siap sedia dalam menghadapi berbagai tantangan. Di sini, undangan untuk berjaga-jaga dan siap sedia berhubungan erat dengan cara kita menjalani hidup dengan baik dan bertanggung jawab. Kita tidak tahu kapan dan bagaimana peristiwa demi peristiwa, suka maupun duka, datang menghampiri kita. Sikap berjaga-jaga membuat hidup kita lebih tenang dan nyaman, jauh dari ketakutan dan rasa waswas.
Di sisi lain, sikap berjaga-jaga juga akan membuat kita mampu mengenali kehadiran Tuhan di dalam diri orang-orang sekitar dan di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan. Dunia yang kita pijak ini penuh dengan godaan dan tawaran yang menggiurkan, sehingga kita pun mesti sentiasa jeli dan berjaga-jaga terhadap bahaya yang timbul darinya. Entah disadari atau tidak, banyak orang jatuh bukan karena terantuk batu yang besar, melainkan karena terpeleset pada kerikil-kerikil kecil yang sering dianggap sepele.
Akhirnya, semoga dalam seluruh ziarah hidup kita di dunia ini, kita tetap tekun untuk berjaga-jaga dan siap sedia. Konon, kegagalan yang dialami seseorang sering terjadi bukan karena besarnya persoalan yang harus ia hadapi, melainkan karena ia bersikap lengah dan acuh tak acuh ketika segalanya tampak berjalan baik-baik saja.