Pelajaran di Sekolah Tuhan

Sabtu, 20 Agustus 2022 – Peringatan Wajib Santo Bernardus

139

Matius 23:1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

***

Sekolah identik dengan belajar ilmu pengetahuan. Jenisnya ada banyak, seperti bahasa, matematika, fisika, biologi, kimia, dan sebagainya, yang mana dengan itu, para murid dibekali agar bisa berpikir dan berwawasan luas. Kita akui bahwa memang dengan bersekolah, kita memperoleh banyak hal yang sungguh bermanfaat bagi kehidupan kita.

Namun, seiring dengan bertambahnya usia, kita sebagai seorang Kristen hendaknya juga menjadikan sekolah sebagai sarana untuk mengenal cara hidup dan jalan-jalan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Guru kita, Tuhan Yesus Kristus. Yang dimaksud sekolah di sini bukan lembaga pendidikan formal, melainkan batin dan hati kita, tempat sang Kebijaksanaan memberikan pengajaran kepada kita secara istimewa. Hari ini, sang Guru mengajari kita tentang bagaimana menjadi orang yang rendah hati di hadapan sesama kita. Berbeda dari yang lain, pengajaran Yesus pertama-tama bukan dengan kata-kata, melainkan melalui sikap dan teladan-Nya sendiri.

Setiap kali mengikuti adorasi di Gereja, ajaran Yesus tentang kerendahan hati dan pemberian diri memancar dengan terang kepada kita. Tidak hanya itu, kekayaan hati dan kebijaksanaan-Nya juga dipancarkan kepada kita. Ia menghendaki agar semuanya itu kita miliki juga. Yesus ingin mengisi kita dengan pengetahuan akan hidup dan cinta, pengetahuan yang melampaui segala pengetahuan yang lain. Semoga kita bersedia menerima dan membuka diri bagi-Nya.

“Yesus kami percaya kepadamu.”