Tuhan Mencari yang Bersedia

Kamis, 4 Agustus 2022 – Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney

188

Matius 16:13-23

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

***

St. Yohanes Maria Vianney adalah seorang imam sederhana yang tinggal di Ars, Prancis. Kesederhanaannya telah ditunjukkan sejak sebelum dia ditahbiskan menjadi imam. Keinginan kuat untuk menjadi imam membuat dia belajar dengan tekun di seminari dan mengolah hidup rohani dengan matang. Meskipun lemah di bidang akademis, hal itu tidak menghambatnya untuk ditahbiskan menjadi imam karena dia menunjukkan hidup yang mau dibentuk dan dipakai oleh Tuhan dalam karya-karya-Nya. Menyadari kelemahannya, dia berkata, “Tuhan mencari orang yang bersedia, bukan orang yang luar biasa.” Pada akhirnya, St. Yohanes Maria Vianney dikenal karena kekudusan hidupnya, sehingga banyak orang datang kepadanya untuk menerima rahmat pengakuan dosa dan buah-buah rohani dari perjumpaan dengannya.

Permenungan St. Yohanes Maria Vianney tentang panggilan Tuhan, bahwa Dia mencari orang yang bersedia, tidak terlepas dari pergumulan hidupnya. Relasi yang intim dengan Tuhan membuat dia sadar bahwa keinginan untuk melayani Tuhan tidak didasari pada kemampuan, kepandaian, dan kehebatan seseorang. Tuhan pertama-tama menghendaki kesediaan kita untuk ambil bagian dalam karya-Nya. Kesediaan merupakan pintu gerbang untuk mau dibina dan ditempa oleh Allah. Kesediaan merupakan langkah awal untuk siap dipenuhi oleh rencana Tuhan, alih-alih rencana kita sendiri. Pada akhirnya, kesediaan menuntun kita untuk menjalin relasi dan berusaha mengenal Yesus secara personal lewat pengalaman hidup sehari-hari.

Bacaan Injil hari ini juga mengajak kita untuk mengenal Yesus, tecermin dalam pertanyaan yang diajukan-Nya kepada para murid: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”Dengan bersedia datang dan membangun relasi dengan-Nya, kita mengenal Yesus tidak lagi berdasarkan kata orang, tetapi menurut yang kita kenal sendiri. Alih-alih pengetahuan yang hebat atau kemampuan yang luar biasa dari diri kita, justru kesediaan kita yang kecil inilah yang dapat membawa kita untuk mengenal Yesus secara lebih mendalam.