Matius 13:47-53
“Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.” Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”
Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.
***
Setiap orang pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam hidupnya, tidak terkecuali kita sebagai pribadi yang percaya kepada Kristus. Namun, meskipun mempunyai kelemahan, kita tetap akan mengalami kemajuan dan perkembangan kalau dapat menemukan kelebihan atau hal-hal positif yang ada dalam diri kita. Kalau itu yang terjadi, pada akhirnya kita akan menjadi orang yang dipercaya.
Bacaan pertama hari ini masih diambil dari kitab Yeremia (Yer. 18:1-6). Nabi Yeremia diutus Allah untuk mempertobatkan, memelihara, menjaga, dan meyakinkan umat Israel bahwa Allah mengasihi mereka. Gambaran tentang tukang periuk yang membuat bejana dari tanah liat ditampilkan. Ketika bejana dari tanah liat yang dibuatnya rusak, tukang itu mengerjakannya kembali agar menjadi bagus. Ia tidak membuangnya. Demikianlah kasih Allah kepada umat Israel tidak akan pernah surut, meskipun mereka meragukan, kurang percaya, bahkan sering mengeluh dan berdosa. Apa pun yang terjadi, Allah tetap mengasihi dan menyelamatkan mereka. Ia tidak ingkar akan janji-Nya.
Sering kali kita merasa sendiri tatkala menghadapi persoalan atau tantangan hidup yang amat sulit. Hidup kita seolah-olah tertutup kabut tebal, sehingga kita meragukan kehadiran Tuhan. Dalam situasi seperti itu, kesadaran bahwa kita mempunyai Allah sebagai penolong harus terus digemakan. Jangan sampai hal itu kita lupakan! Meski orang lain tidak mengulurkan tangan, kita yakin bahwa Allah selalu menolong. Ia akan menyelamatkan kita. Keyakinan itu tidak boleh luntur seberat apa pun beban hidup yang kita tanggung.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, hal itu akan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas dan terpilih, bagaikan ikan-ikan yang baik yang dipilih oleh nelayan. Karena itu, hendaknya kualitas hidup kita sebagai manusia baru dalam Kristus selalu dijaga. Iman kita kepada-Nya harus terus dipegang teguh. Kristus adalah pegangan hidup kita. Meski persoalan datang dan pergi mewarnai hidup kita, jangan kita merasa sangsi dan ragu. Allah adalah penolong kita dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus.