Matius 13:10-17
Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil darinya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
***
Dari pengalaman mengajar, saya melihat bahwa para murid lebih mudah memahami penjelasan materi yang diberikan ketika saya mengambil contoh atau analogi dari kehidupan sehari-hari yang dekat dengan mereka. Oleh sebab itu, hal tersebut sering saya lakukan karena tujuan mengajar tentu saja adalah membuat para murid mudah mengerti. Yesus juga melakukannya, sebab dalam pengajaran-Nya, Ia sering kali menggunakan perumpamaan.
Dalam bacaan Injil hari ini, para murid mempertanyakan mengapa Yesus menggunakan perumpamaan ketika mengajar orang banyak. Jawaban Yesus menegaskan bahwa pemahaman akan rahasia Kerajaan Surga pertama-tama datang dari Allah. Karunia itu diberikan kepada para murid. Begitu banyak orang, termasuk para leluhur bangsa Israel, yang mendambakannya, tetapi Allah mengaruniakan hal itu kepada orang-orang pilihan-Nya, yakni murid-murid Yesus.
Sebagai pengikut Kristus, kita juga memperoleh karunia yang sama melalui permandian kita. Setiap kali melakukan refleksi, saya selalu mensyukuri bahwa saya dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang mengimani Yesus. Baptisan yang kita terima telah membawa kita pada pengenalan dan iman akan Yesus, yang pada akhirnya mengantar kita pada keselamatan. Kita percaya bahwa Yesus akan datang kembali dan membawa kita ke rumah Bapa. Kita adalah orang-orang yang mengalami kebahagiaan seperti yang dinyatakan Yesus hari ini.
Namun, hanya bersyukur dan berbahagia kiranya tidak cukup. Iman yang dianugerahkan kepada kita memberi konsekuensi bahwa kita harus bertanggung jawab untuk tetap setia kepada Tuhan. Setia berarti hidup menurut kehendak Tuhan, bersedia membuang segala hawa nafsu yang dapat menjauhkan kita dari-Nya, bersedia pula mewartakan keselamatan yang telah kita terima kepada orang lain melalui kesaksian hidup, agar semakin banyak orang yang memperoleh keselamatan.