Matius 7:15-20
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
***
Yesus berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Makan buah adalah bagian dari gaya hidup sehat. Dari pohon yang sama, terkadang kita menemukan buah yang manis, tetapi ada juga buah yang terasa masam. Ada buah yang kualitasnya baik, namun tidak jarang pula kita menemukan buah yang kualitasnya kurang baik dan mudah busuk.
Hidup kita dapat diibaratkan seperti buah. Apa yang dapat orang lain rasakan ketika berjumpa dengan kita dan hidup yang kita berikan? Apakah orang lain akan merasakan kemanisan yang nikmat? Ataukah, mereka justru menemukan kemasaman, bahkan buah yang busuk yang tidak menarik untuk dipandang?
Kita perlu menyadari makna “berbuah” dengan jernih. “Berbuah” bukan berarti menjadi yes man, dalam arti selalu mengikuti kata orang dan menyenangkan hati orang lain. “Berbuah” bukan pula berarti selalu mengikuti standar umum di masyarakat. Itu belum tentu menjadi buah yang baik. Ukuran buah yang baik adalah mengikuti standar Kristus.
Standar Kristus adalah standar satu-satunya yang menjamin keselamatan manusia kristiani. “Berbuah” berarti kita menuntun orang menuju pada jalan keselamatan. “Berbuah” berarti mampu melakukan diskresi, menimbang-nimbang dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan, sehingga mampu mengambil keputusan yang membawa kehidupan.