Matius 5:13-16
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
***
Menjadi tetap asin dan bercahaya adalah panggilan orang Kristen agar semakin banyak orang mengenal kasih Bapa dan memuliakan-Nya. Menemukan panggilan, yaitu mengolah hidup dalam iman akan kasih Allah, butuh kesabaran. Pastor Theilhard de Chardin, seorang paleontologis, memahami betul pentingnya suatu proses menemukan dan memupuk panggilan. Proses ini menuntut kesabaran.
“Di atas segalanya, percayalah akan karya Allah, walau perlahan. Kita memang sering kali tidak sabar dalam segala sesuatu untuk meraih tujuan sesegera mungkin. Kita ingin melompati tahap-tahap yang ada. Kita tidak sabar berada di jalan menuju sesuatu yang tidak kita ketahui, sesuatu yang baru. Namun begitu, sudah menjadi hukumnya bahwa segala kemajuan didapat melalui serangkaian tahap yang tidak stabil dan hal itu mungkin butuh waktu lama. Demikian pulalah menurutku yang engkau hadapi. Gagasanmu akan menjadi matang seiring berjalannya waktu. Biarkan ia tumbuh; biarkan ia menemukan bentuknya sendiri tanpa engkau harus terburu-buru. Jangan coba mendesaknya, seakan-akan engkau dapat mematoknya hari ini. Itu artinya engkau memaksa rahmat dan situasi berjalan sesuai kehendakmu sendiri. Hanya Allah yang bisa mengatakan apa yang akan secara perlahan terbentuk dari semangat baru yang ada dalam dirimu ini. Percayalah kepada Allah bahwa tangan-Nya selalu menuntunmu, dan terimalah rasa cemas itu, karena engkau masih merasa tergantung dan belum paripurna.”