Dukacita dan Sukacita Para Murid

Jumat, 27 Mei 2022 – Hari Biasa Pekan VI Paskah

203

Yohanes 16:20-23a

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku.”

***

Yesus tidak menjanjikan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan terlindung dari kesedihan karena mengikuti-Nya. Ia justru menyatakan bahwa mereka akan mengalami kesedihan segera setelah kematian-Nya. Mereka akan terkejut, sedih, dan putus asa dengan peristiwa penyaliban-Nya. Namun, mereka harus sadar bahwa kematian-Nya bukanlah adegan terakhir dalam drama penyaliban. Setelah peristiwa kematian dramatis di Kalvari, sukacita kebangkitan akan datang. Kebangkitan dan kedatangan-Nya kembali membuat mereka akan bersukacita. 

Analogi seorang perempuan yang bersalin digunakan Yesus untuk menegaskan dukacita para murid ketika ditinggalkan-Nya dan kegembiraan mereka atas kedatangan-Nya kembali. Perempuan yang mengandung akan merasakan sakit saat ia melahirkan anaknya, tetapi kemudian berubah menjadi sukacita saat melihat bayinya yang baru lahir. Kehilangan karena kematian Yesus memang akan membuat para murid terkejut, sedih, dan putus asa, namun sukacita pada waktu kebangkitan dan kedatangan-Nya kembali akan jauh lebih manis. Pada saat itu, hati mereka akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraan itu dari mereka. Pada saat itu, karena mengalami sukacita yang luar biasa, mereka pun tidak akan bertanya-tanya kepada Yesus.

Kita juga sering kali mengalami pengalaman serupa dengan para murid dalam kehidupan doa kita. Kita kadang-kadang sedih dan putus asa karena doa-doa kita seolah-olah tidak dijawab. Kita juga kadang-kadang bersukacita karena doa-doa kita dikabulkan. Kita kadang-kadang merasakan kehadiran Tuhan tepat di samping kita, tetapi kadang-kadang juga merasa bahwa Tuhan sedang pergi menjauh dari hidup kita. Semoga iman kita kepada-Nya melampaui perasaan sedih dan senang, sebab kita yakin bahwa apa pun yang terjadi, Tuhan selalu ada bersama kita.