Yohanes 14:27-31a
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
***
Perpisahan selalu menyedihkan, apalagi kalau yang meninggalkan kita adalah seorang sahabat. Dialah sosok yang selama ini mengiringi perjalanan hidup kita, serta menjadi tempat kita berkisah di kala suka maupun duka. Kepergiannya seketika membuat hati terasa hampa. Tiba-tiba saja kita merasa sendirian.
Kiranya itu yang dirasakan para murid ketika ditinggalkan Yesus dengan cara yang mengejutkan. Sekian lama bersandar pada sang Guru, mereka pasti sangat terpukul karenanya. Meskipun demikian, kesedihan itu sebenarnya tidak perlu berkepanjangan. Yesus telah mempersiapkan mereka. Sebelum pergi, Ia memberi mereka wejangan panjang lebar, juga meninggalkan damai sejahtera bagi mereka.
Ini bukan janji bahwa sepeninggal Yesus, hidup para murid akan aman-aman saja, bebas dari segala masalah. Damai sejahtera yang Ia maksud adalah hidup. Berbeda dengan dunia yang hanya bisa memberikan kehidupan fana, yang diberikan Yesus adalah kehidupan kekal. Karena itu, pada prinsipnya di sini Yesus menjanjikan kesatuan yang terus-menerus antara para murid dan diri-Nya.
Setiap murid Yesus tidak boleh dikuasai oleh rasa takut. Kejahatan takluk di hadapan Yesus; maut dihancurkan-Nya; bagi kita disediakan-Nya hidup kekal. Apa yang harus kita takutkan? Kesendirian? Yesus selalu menyertai kita. Tidak ada murid-Nya yang pernah Ia biarkan berjalan sendiri.