Bank Cinta Kasih

Minggu, 27 Februari 2022 – Hari Minggu Biasa VIII

85

Lukas 6:39-45

Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?

Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.

Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

***

Ibarat kita menyimpan uang di bank, di mana uang itu kemudian bertambah karena mendapatkan bunga, demikianlah kalau kita menabung di “bank cinta kasih”, yakni dengan berbuat baik dan berbagi dengan sesama dalam kehidupan. Dalam praktik hidup harian, melalui perbuatan baik dan benar, iman yang kita miliki niscaya akan bertumbuh dan berkembang dengan pesat.

Yesus dalam bacaan Injil hari ini berkata, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik.” Jika kita mempunyai perbendaharaan hati yang baik, dalam hal ini saya sebut sebagai “bank cinta kasih”, kita akan dengan sangat mudah dan penuh sukacita membagikannya kepada mereka yang membutuhkan, entah waktunya baik ataupun tidak baik. Kita tidak akan berkekurangan meski sudah banyak berbagi, sebab dengan berbuat kasih, yang ada pada kita justru akan bertambah dan berlipat ganda.

Salah satu cara mengembangkan dan mempunyai “bank cinta kasih” adalah dengan berpikir sehat atau berpikir positif. Cara pikir ini akan memudahkan kita untuk melihat kebaikan dalam diri orang dan dalam setiap situasi hidup. Berpikir sehat atau positif menjadikan diri kita mempunyai hati, perasaan, pikiran, dan fisik yang sehat. Kita tidak terdorong untuk melihat kekurangan orang lain, tidak mudah menilai sesama secara negatif, tidak mudah pula menggunakan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi.

Berpikir sehat memudahkan kita untuk rendah hati, menghargai orang lain, memberi apreasiasi, juga merengkuh mereka yang terluka, terpuruk, alih-alih mengucilkan. Marilah kita mempunyai “bank cinta kasih”, dan dengan penuh sukacita menghadirkannya sepanjang perjalanan hidup kita. Jangan lupa dan jangan takut untuk berpikir sehat hari ini!