Terbuka dan Universal

Rabu, 23 Februari 2022 – Peringatan Wajib Santo Polikarpus

134

Markus 9:38-40

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”

***

Kita sering kali menyukai pengelompokan-pengelompokan. Lihat saja ada begitu banyak kelompok di sekitar kita. Ada kelompok orang yang sukunya sama, agamanya sama, hobinya sama, dan sebagainya. Kumpulan-kumpulan ini sering kali akhirnya menimbulkan sekat-sekat antara satu dengan yang lain. Bisa terjadi bahwa anggota kelompok yang satu tidak mau berbaur dengan anggota kelompok yang lain, sebab merasa bahwa orang itu bukan bagian dari kelompoknya.

Kecenderungan yang sama juga dimiliki oleh para murid Yesus. Karena merasa menjadi bagian dari komunitas yang paling dekat dengan Yesus, yang selalu bersama-Nya ke mana pun Ia pergi, mereka lalu punya perasaan bahwa Yesus adalah “milik” kelompok mereka. Mereka juga lalu merasa diri istimewa, sebab memiliki kelebihan yang tidak dipunyai oleh orang di luar kelompok mereka. Karena itu, ketika ada orang luar yang mencoba mengusir setan atas nama Yesus, mereka tidak dapat menerimanya karena merasa bahwa orang itu tidak berhak.

Kita tidak bisa membayangkan seandainya sikap seperti itu tetap hidup dalam diri pengikut-pengikut Yesus masa kini. Mungkin Gereja tidak akan berkembang karenanya, sebab dihuni oleh sekumpulan orang yang merasa diri istimewa. Syukurlah bahwa Yesus saat itu justru mengatakan kepada para murid agar jangan mencegah orang yang menggunakan nama-Nya. Alasan Yesus jelas: Siapa pun yang tidak melawan Dia berarti berada di pihak-Nya. Dengan ini Yesus mengatakan bahwa Dia terbuka kepada siapa saja.

Kita sebagai anggota Gereja Katolik juga harus menghidupi nilai-nilai yang sama. Katolik berarti umum. Gereja kita terbuka kepada siapa saja, sehingga beranggotakan orang-orang dari berbagai golongan, suku bangsa, tingkat ekonomi, dan latar belakang. Gereja kita merangkul semua orang karena Pemimpin kita, yakni Yesus Kristus, juga terbuka, menerima, dan merangkul semua orang, bahkan orang-orang yang berdosa.

Kita masing-masing adalah Gereja itu. Kita harus terbuka kepada semua orang. Jangan pernah membuat sekat-sekat antarmanusia. Kita semua sama di hadapan Allah; kita semua berhak menjadi putra-putri Allah dan memperoleh keselamatan dari-Nya. Marilah kita terbuka dan mencintai semua orang, tanpa sekat apa pun.