Yesus Menunggumu

Kamis, 10 Februari 2022 – Peringatan Wajib Santa Skolastika

115

Markus 7:24-30

Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

***

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang Yesus yang berada di daerah Tirus. Ia menghendaki agar kedatangan-Nya di daerah itu tidak diketahui orang lain, tetapi sayangnya hal tersebut tidak bisa dirahasiakan. Seorang ibu yang mendengar tentang kehadiran Yesus mendatangi rumah tempat Yesus tinggal. Ia hendak meminta pertolongan, sebab putrinya kerasukan roh jahat.

Perempuan tersebut adalah orang Yunani. Pada zaman itu, orang Yahudi menganggap semua orang Yunani sebagai “anjing”. Martabat orang Yunani dianggap lebih rendah daripada orang Yahudi, sehingga perempuan ini pun dipandang demikian. Dia seharusnya menjaga jarak dari Yesus! Namun, di tengah keputusasaannya karena sang anak dirasuki roh jahat, perempuan itu melihat Yesus sebagai harapan. Karenanya, dengan rendah hati, ia datang dan memohon kepada Yesus.

Yesus menyadari bahwa sangat tidak lazim bagi seorang perempuan Yunani untuk mendekati-Nya yang adalah seorang Yahudi. Ia mula-mula terkesan tidak bersedia memberikan pertolongan. Meskipun demikian, perempuan itu mengatakan bahwa anjing pun diizinkan untuk memakan sisa makanan yang jatuh dari meja tuannya. Jawaban ini menunjukkan betapa besar harapan dan kepercayaan perempuan itu kepada Yesus. Ia yakin bahwa Yesus tidak akan berlaku diskriminatif terhadap dirinya. Ia yakin bahwa Yesus akan mengabulkan permohonannya dan menyembuhkan anaknya. “Remah-remah roti” yang ia harapkan adalah kesehatan bagi putrinya.

Yesus mengagumi iman, keberanian, dan kerendahan hati perempuan itu. Ia pun segera mengatakan kepadanya bahwa setan telah meninggalkan putrinya. Ketika perempuan itu tiba di rumah, putrinya sudah sembuh.

“Setan” apa yang ada dalam hidup kita, yang kita mintakan kepada Yesus untuk mengusirnya? Apakah kita memiliki keberanian, iman, dan kerendahan hati seperti perempuan itu untuk datang dan memohon kepada-Nya? Saya mengundang Anda untuk meluangkan waktu hari ini merenungkan pertanyaan itu. Apa yang akan Anda minta kepada Yesus hari ini? Yesus sedang menunggumu!