Matius 8:5-11
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”
***
Sebelum menyambut tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi, kita biasa memanjatkan sebuah doa yang pendek namun indah, “Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Doa tersebut terinspirasi oleh perkataan seorang perwira kepada Yesus dalam bacaan Injil hari ini (bdk. Luk. 7:1-10).
Perwira itu orang asing. Ia memiliki seorang hamba yang sakit lumpuh dan sangat menderita. Percaya bahwa Yesus bisa memulihkan hambanya, sang perwira datang menemui Yesus dan memohonkan kesembuhan bagi hambanya itu, meskipun hal tersebut tidak ia nyatakan secara eksplisit. Ternyata kehadiran dan permohonannya disambut Yesus dengan baik. Yesus bersedia datang ke rumah sang perwira untuk menyembuhkan hambanya.
Namun, sang perwira merasa diri tidak layak menerima Yesus di rumahnya. Ia pun tidak ingin merepotkan Yesus terlalu jauh. Menunjukkan kepercayaannya akan kuasa Yesus yang sangat besar, ia yakin bahwa cukup sepatah kata saja dari Yesus, hambanya pasti akan sembuh! Keyakinan tersebut sungguh luar biasa, sampai-sampai Yesus sendiri heran mendengarnya.
Perkataan sang perwira tersebut kini kita panjatkan sebagai sebuah doa. Semoga ini menggambarkan bahwa kita pun mempunyai iman sebesar itu. Memang kita ini pribadi yang penuh dosa dan kelemahan. Di hadapan Tuhan, kita sama sekali tidak layak. Namun, janganlah kita lalu menjauh dari-Nya. Percayalah akan kuasa-Nya dan persembahkanlah segala kelemahan kita kepada-Nya. Semoga Tuhan berkenan menghadirkan pemulihan bagi kita.