Lukas 13:18-21
Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Ia berkata lagi: “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
***
Hari ini, penginjil Lukas mempertemukan kita dengan Yesus yang sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. Di tengah perjalanan, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya dua perumpamaan sederhana, yakni perumpaan tentang biji sesawi dan tentang ragi. Kedua perumpamaan ini menyoroti hasil yang luar biasa dari sebuah awal yang sederhana. Sebagai biji terkecil yang ada di kolong langit, biji sesawi ternyata akan bertumbuh menjadi pohon yang tinggi, sehingga bahkan burung-burung bisa bersarang di cabang-cabangnya. Sementara itu, ragi yang mungil ternyata membantu adonan roti berkembang, sehingga menjadi beberapa kali lipat dari ukuran aslinya.
Seperti itulah Kerajaan Allah. Dinamika Kerajaan Allah tidak berdasarkan pada kekuatan dan kuantitas. Seperti biji sesawi dan ragi, Kerajaan Allah bertumbuh secara diam-diam tanpa memamerkan diri. Yang berperan dalam pertumbuhan itu adalah kekuatan Roh Kudus, yang senantiasa mendorong dan mengubah segala sesuatu dari dalam.
Dari dua perumpamaan ini, kita belajar bahwa Kerajaan Allah hadir dalam peristiwa-peristiwa sederhana dalam kehidupan, juga dalam diri orang-orang yang tampaknya tidak penting di mata dunia. Semuanya itu terlihat kecil dan rapuh, tetapi akan memiliki akhir yang hebat. Di balik dinamika kehidupan, ada jari Tuhan yang senantiasa menuntun. Untuk itu, sama seperti adonan yang ketika dicampur dengan ragi perlu diaduk, dipukul, dan diremas agar raginya benar-benar merata, kita pun mestinya bersedia untuk dibentuk oleh kekuatan roh ilahi agar cinta-Nya memenuhi semua bidang kehidupan kita.
Untuk menghadirkan Kerajaan Allah diperlukan tampilnya orang-orang yang bersedia digerakkan oleh roh ilahi. Orang-orang ini bekerja tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga melakukan tindakan nyata dengan tekun. Walaupun yang mereka kerjakan sering kali dianggap tidak penting oleh dunia, tetapi mereka tetap bersedia untuk dibentuk oleh jari kasih Allah dalam mewartakan cinta-Nya kepada manusia.
Seorang Kristen sejati tidak dilihat dari kehadirannya di berbagai media, tetapi dari keterbukaan hatinya terhadap tindakan Roh Kudus yang lembut, yang mana mampu mengobarkan semangatnya untuk terus mengambil bagian dalam pelayanan bagi sesama, terutama bagi mereka yang berkekurangan. Inilah pribadi beriman yang hidup dan yang Tuhan harapkan dari kita.