Barukh 4:5-12, 27-29
Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel! Kamu telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada para lawan. Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan korban kepada setan, bukannya kepada Allah. Pengasuhmu telah kamu lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmu pun telah kamu dukakan. Melihat kemurkaan Allah mendatangi diri kamu maka Yerusalem berkata: “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar.” Sebab anak-anakku yang laki-laki dan perempuan kulihat tertawan, sebagaimana yang telah dikirimkan Yang Kekal kepada mereka. Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat pergi dengan tangisan dan sedih hati. Janganlah seorangpun bersukaria oleh karena diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah
Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula. Seperti dahulu angan-angan hatimu tertuju untuk bersesat dari Allah, demikian hendaklah kamu sekarang berbalik untuk mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin. Memang Dia yang telah mengirim segala bencana itu kepada kamu akan mengirim pula sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.
***
Di tengah pandemi Covid-19, muncul slogan yang indah, yakni “menguatkan dan meneguhkan”. Slogan ini digulirkan agar masyarakat tidak putus asa meskipun berhadapan dengan situasi yang sulit dan berat. Kita tahu, sekarang ini aneka kesulitan mendatangi kita semua secara bertubi-tubi: Banyak orang jatuh sakit, meninggal, kehilangan pekerjaan, kehilangan semangat hidup, merasa terasing, dan lain sebagainya. Karena itu, kita harus saling menguatkan dan meneguhkan satu sama lain. Hidup harus tetap berjalan. Mari berjuang bersama-sama setiap saat pantang menyerah. Percayalah kepada Allah. Ia tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.
Bacaan pertama kita hari ini diambil dari kitab Barukh. Perikop ini menyapa umat Israel, umat pilihan yang sayangnya kurang dapat mempertanggungjawabkan keterpilihan mereka. Mereka lebih senang menuruti kehendak sendiri, melakukan dosa, dan meninggalkan Allah. Oleh karena itu, kepada mereka diserukan, “Kuatkanlah hatimu …berserulah kepada Allah.” Seruan ini mengajak mereka untuk menempatkan Allah di tempat yang pertama dan utama dalam kehidupan. Identitas mereka sebagai bangsa terpilih tidak akan pernah luntur atau hilang. Di tengah bencana, Allah akan datang mengirimkan sukacita abadi yang menyelamatkan. Kehadiran Allah dan keselamatan dari-Nya tidak perlu diragukan. Karena itu, jangan ragu dan jangan pernah lelah untuk selalu berseru kepada Allah dan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Dalam Tuhan, hidup dan perjuangan kita mempunyai makna yang mendalam. Pekerjaan, pelayanan, dan rezeki kita berjalan dengan baik semuanya karena Tuhan. Tuhan yang menyelenggarakan hidup kita, Tuhan pula yang menyempurnakan kita dari segala kelemahan dan kekurangan. Inilah saatnya untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupan. Jangan pernah merasa sendirian, sebab Tuhan, melalui malaikat-malaikat pelindung yng diutus-Nya, senantiasa menyertai dan melindungi setiap langkah hidup kita.