Dipilih dan Berubah

Selasa, 7 September 2021 – Hari Biasa Pekan XXIII

156

Lukas 6:12-19

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

***

Sebelum memilih kedua belas rasul, Yesus naik ke gunung dan berdoa semalaman kepada Allah. Keputusan memilih dua belas rasul adalah hal yang serius dan penting. Dua belas orang pilihan ini nanti akan meneruskan karya-karya-Nya, sehingga Yesus harus memilih orang-orang yang sungguh tepat. Oleh karena itu, Yesus membawa keputusan-Nya pada Allah Bapa. Namun demikian, sungguhkah Yesus memilih orang-orang yang tepat?

Mari kita lihat sekilas riwayat beberapa orang pilihan ini. Petrus menyangkal bahwa dia pernah mengenal Yesus. Yakobus dan Yohanes meminta kedudukan terhormat, juga pernah meminta Yesus mengirimkan api untuk membakar kota yang menolak diri-Nya. Tomas meragukan kebangkitan Yesus. Natanael menganggap tidak ada hal baik yang berasal dari Nazaret. Yudas Iskariot mengkhianati dan menjual Yesus.

Hal yang menakjubkan dari kedua belas rasul adalah bahwa mereka pernah berbuat salah dan bukan orang yang sempurna. Namun demikian, mereka adalah orang-orang yang mau berubah. Kecuali Yudas Iskariot, semua orang yang dipilih Yesus bertobat dari kesalahan mereka dan mengubah perilaku mereka. Mereka kemudian menjadi orang-orang yang luar biasa, yang mewartakan kebangkitan Tuhan dan kedatangan Kerajaan Allah. Mereka pergi ke mana-mana dan memberikan nyawa mereka untuk bersaksi tentang Tuhan yang mahakasih. Luar biasa!

Bagi para rasul, panggilan adalah anugerah. Mereka menerima anugerah itu, meskipun akhirnya hanya sebelas orang yang tetap setia. Kesebelas rasul memilih untuk setia, sementara Yudas Iskariot memilih untuk tidak setia. Pilihan Yesus tidak membuat orang yang dipilih kehilangan kebebasan kehendak. Mereka tetap memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak anugerah dari-Nya.

Di sini kita belajar bahwa anugerah panggilan dari Allah tidak membuat kita menjadi manusia sempurna. Tuhan juga tetap memberi kita kebebasan untuk menjawab anugerah itu. Karena itu, orang yang beriman kepada Yesus bisa berubah menjadi lebih baik, bisa juga menjadi sebaliknya.

Tuhan telah memanggil kita. Tuhan telah menganugerahi kita iman. Sama seperti kedua belas rasul, kita adalah orang-orang yang dipilih oleh-Nya. Namun, apakah kita akan berubah seperti kesebelas rasul? Ataukah kita menjadi seperti Yudas Iskariot? Kita harus membuat keputusan ini: Menjadi orang yang setia atau tidak setia; menjadi orang yang berkembang dalam iman atau meninggalkan iman.