Matius 12:1-8
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
***
Saya ingin mengambil peran dan hadir dalam peristiwa yang dikisahkan oleh bacaan Injil hari ini. Saya menjadi murid Yesus dan menemani-Nya ke mana pun Ia melangkah untuk mewartakan kabar baik dan menyembuhkan banyak orang. Hari itu adalah hari Sabat. Sebenarnya kami hendak mewartakan sabda Tuhan bersama-Nya. Kami mengajar, menyembuhkan orang, dan mendengarkan mereka. Tiba-tiba orang Farisi datang dan mengatakan bahwa kami melakukan hal yang salah di hari Sabat. Yesus membalas tuduhan orang-orang itu dan mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Sebagai murid yang mengikuti-Nya, saya sungguh kagum. Sebagai orang kecil, saya merasa dikuatkan bahkan Yesus memiliki kepedulian terhadap saya dan orang-orang kecil lainnya yang terbelenggu oleh aturan. Aturan-aturan yang ada terkadang malah menguntungkan orang-orang tertentu, dalam hal ini adalah orang Farisi yang punya kedudukan, merasa diri paling pandai, merasa diri paling tahu segalanya, dan merasa diri punya kekuasaan atas orang lain.
Membayangkan kisah ini, saya belajar pula untuk merefleksikan sesuatu. Ada pelajaran yang saya dapatkan, yaitu bahwa saya sebagai manusia diajak untuk bisa memilih yang paling penting dan utama dalam hidup ini. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat, artinya Yesus bagi saya adalah yang terutama dari pilihan-pilihan yang ditawarkan kepada saya. Dia harus menjadi pilihan pertama saya dengan segala aspek keutamaan yang diajarkan-Nya, yakni cinta kasih, pengampunan, kerendahan hati, dan kemurahan hati. Memilih Yesus berarti juga mau memeluk dan menyandang hal yang dikenakan Yesus, yaitu nilai-nilai hidup-Nya.
Marilah hari ini kita semua memohon rahmat untuk bisa memeluk dan mengenakan keutamaan Kristus di dalam hidup kita. Kita juga memohon rahmat supaya di dalam hidup ini, kita mampu menjadikan Tuhan sebagai pilihan utama kita. Amin.