Ketidaklayakan

Sabtu, 26 Juni 2021 – Hari Biasa Pekan XII

92

Matius 8:5-17

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

***

Dalam perayaan Ekaristi, kita memandang hosti dan piala berisi anggur yang diangkat imam sambil berkata, “Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Seruan ini sebenarnya berasal dari perkataan perwira dalam bacaan Injil hari ini.

Perwira itu cukup terkejut ketika Yesus menyatakan ingin mendatangi rumahnya untuk menyembuhkan hambanya. Jawaban Yesus melebihi ekspektasinya. Meskipun seorang perwira, ia memandang dirinya sebagai seorang bawahan yang siap sedia melaksanakan perintah Yesus. Namun, Yesus tidak memperlakukannya sebagai bawahan, tetapi sebagai sahabat. Yesus tidak memberi perintah, malah ingin mengunjungi rumahnya. Tanggapan Yesus inilah yang menyentuh hati perwira itu. Karena merasa tidak layak dan tidak pantas untuk menerima Yesus, perwira itu pun lalu menyatakan ketidaklayakannya. 

Rasa tidak layak tidak selamanya menunjukkan bahwa kita lemah. Justru sebaliknya, ketika kita menyadari ketidaklayakan kita, di satu sisi kita menerima dan berdamai dengan diri kita sendiri; di sisi lain, ketidaklayakan itu membuka hati dan mata kita pada karya Allah, di mana kita terdorong untuk mengakui kuasa-Nya dalam hidup kita.

Dalam pembicaraan dengan seorang imam, ia berkata demikian kepada saya, “Seseorang yang merasa tidak layak atas panggilannya bukanlah orang yang tidak percaya diri. Sebenarnya, ia memiliki pandangan yang luhur tentang panggilan itu sendiri. Jauh di dalam hatinya, ia merasa bahwa Tuhan mencintainya walau ia berdosa, dan Tuhan berkenan memanggilnya. Hal inilah yang membuat dia merasa tidak layak.” Saudara-saudari sekalian, mari kita meneladan sang perwira yang penuh iman ini.