Kehadiran yang Membawa Damai

Selasa, 4 Mei 2021 – Hari Biasa Pekan V Paskah

179

Yohanes 14:27-31a

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”

***

Yesus telah meletakkan dasar iman kepada para murid-Nya. Ia telah mengajar mereka tentang siapa diri-Nya. Ini bertujuan agar para murid mempunyai iman yang teguh dan tangguh, sebab pada gilirannya, tugas pewartaan akan berada di pundak mereka. Yesus pasti paham akan tantangan dan kesulitan yang kelak dihadapi oleh para murid ketika mereka bersaksi tentang diri-Nya. Karena itu, sudah selayaknya Ia meyakinkan dan meneguhkan mereka.

Apa yang dialami oleh Paulus dan Barnabas (bacaan pertama hari ini, Kis. 14:19-28) menjadi contoh bagaimana beriman dengan benar. Kehadiran orang-orang yang mengimani Yesus di sekitar Paulus yang menderita telah memberi daya hidup baginya untuk terus bersaksi tentang Yesus yang mulia, Yesus yang bangkit. Paulus mengatakan kepada orang banyak bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Alah, mereka harus mengalami banyak sengsara. Inilah pentingnya mempunyai ketekunan dalam iman secara terus-menerus. Bertekun dalam iman berarti benar-benar menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat kehidupan.

Kepada para murid, Yesus berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yesus menghidupi murid-murid-Nya dengan damai. Inilah dasar iman yang harus selalu kita miliki. Jika damai ada di dalam diri kita, kita tidak akan mudah berpaling dari-Nya. Kita tidak akan berpindah ke lain hati dengan menanggalkan dan meninggalkan Yesus. Damai yang ditinggalkan Yesus menjadi daya dan kekuatan untuk bersaksi tentang Dia, serta untuk menjalankan tugas misioner dalam kehidupan harian kita. Semoga kehadiran kita semua sungguh dan hanya membawa damai bagi orang-orang di sekitar kita.