Melakukan Kehendak Bapa

Rabu, 10 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan III Prapaskah

163

Matius 5:17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.”

***

Segala sesuatu yang kita ketahui mengenai Yesus menunjukkan bahwa keprihatinan-Nya hanyalah satu, yakni melakukan kehendak Bapa. Tidak ada yang lebih mengesankan dalam Injil-injil daripada ketaatan Yesus yang utuh kepada Bapa-Nya. Ketaatan utuh itu terungkap sejak kata-kata-Nya yang pertama di Bait Allah, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” sampai kata-katanya yang Ia ucapkan di kayu salib, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Hanya satu yang dikerjakan Yesus, yakni melaksanakan kehendak Bapa-Nya.

Yesus menjadi penyelamat kita bukan hanya karena yang Ia katakan atau Ia lakukan bagi kita. Yesus adalah penyelamat kita karena yang Ia katakan dan Ia kerjakan dalam ketaatan kepada Bapa-Nya. Inilah sebabnya Paulus dapat berkata, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” (Rm. 5:19). Yesus taat. Pusat hidup Yesus adalah hubungan-Nya dengan Bapa yang penuh dengan ketaatan.

Kita dipanggil untuk hidup sebagaimana Yesus hidup. Maksud seluruh pelayanan Yesus adalah membawa kita ke rumah Bapa-Nya. Ia datang untuk mengangkat kita dan memasukkan kita ke dalam kesatuan kasih bersama Bapa. Segala sesuatu yang ada pada diri Yesus ditawarkan untuk kita terima. Semua yang dilakukan Yesus dapat kita lakukan juga.

Mari kita memanjatkan mazmur kepada Bapa, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dariku!” (Mzm. 51:12-13).

Diolah dari Henri Nouwen, Tuhan Tuntunlah Aku (Yogyakarta: Kanisius, 1994).