Pertobatan yang Menyelamatkan

Selasa, 2 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan II Prapaskah

127

Matius 23:1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

***

Pernyataan akhir dari bacaan Injil hari ini sungguh menarik: “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Saat dunia modern sekarang ini menuntut kekuasaan, kekuatan, dan penonjolan diri demi mendapatkan penerimaan dan pengakuan, Yesus ternyata berkata lain.

Jalan perendahan diri dan kerendahan hati, inilah jalan yang dituntut Yesus dari kita, murid-murid-Nya. Yesus sendiri telah menjalaninya ketika lahir menjadi manusia sama seperti kita di sebuah kandang (peristiwa Natal), dan ketika dengan rela wafat di kayu salib sebelum mengalami kebangkitan (peristiwa Paskah). Oleh karena itu, pesan bagi kita sangat jelas: Teladanilah sikap Yesus yang rendah hati! Lalu langkah pertobatan seperti apa yang perlu kita lakukan dalam Masa Prapaskah ini?

Bacaan pertama hari ini (Yes. 1:10, 16-20) telah menjawabnya: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” Mencintai sesama dan peduli kepada mereka yang kesulitan, itulah langkah pertobatan riil yang harus kita lakukan. Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi sekarang ini seharusnya mempertajam cinta kasih kita kepada mereka yang kesulitan, apa pun latar belakang mereka.

Saudara-saudari terkasih, semoga dengan mencintai dan peduli terhadap sesama sebagai laku pertobatan kita, kita boleh menyambut Paskah tahun ini secara pantas. Yakinlah bahwa dengan pertobatan nyata, kita akan menyaksikan keselamatan yang datang dari Allah. Karena itu, mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, “Sudahkah kita menaruh hati kepada sesama, khususnya mereka yang kesulitan?”