Tuhan, Kau Andalanku

Rabu, 16 Desember 2020 – Hari Biasa Pekan III Adven

182

Lukas 7:19-23

Ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: “Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

***

Dalam hidup ini, banyak peristiwa kita hadapi. Peristiwa gembira hendaknya mengantar hati kita pada rasa syukur atas kebaikan Tuhan, sementara peristiwa sedih hendaknya dimaknai sebagai pengalaman iman yang menyadarkan kita akan ketergantungan kita kepada-Nya.

Hari ini kita mendengarkan tentang Yohanes Pembaptis yang ragu akan identitas Yesus. Ia menginginkan kepastian apakah Yesus adalah Juru Selamat yang selama ini dinanti-nantikan. Ia pun mengutus dua orang muridnya untuk menanyakan hal itu kepada Yesus. Apa jawaban Yesus? Yesus mengajak mereka untuk berefleksi. Mereka diajak untuk mengenal Dia dan menyimpulkan siapa diri-Nya melalui segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka saksikan sendiri. Semua itu adalah pengalaman iman. Keraguan dalam hati mereka hanya bisa dijawab oleh keyakinan mereka sendiri tentang siapa sesungguhnya Dia.

Dalam hidup kita, banyak hal bisa saja membuat kita ragu akan Yesus. Pengalaman-pengalaman sulit, pahit, dan menyedihkan bisa saja mmebuat kita goyah dan mempertanyakan: Siapakah Yesus? Benarkah Dia sang Juru Selamat? Di manakah Dia ketika kita memerlukan-Nya? Kalau para murid ragu, dahulu mereka bisa pergi kepada Yesus untuk langsung bertanya kepada-Nya. Bagaimana dengan kita? Ketika berada dalam situasi yang menggoyahkan iman, apakah kita kembali kepada-Nya untuk menemukan jawaban atas apa yang kita alami dalam kehidupan ini?

Sebagai pengikut Kristus, hendaknya iman kita selalu teguh. Hendaknya kita selalu menjadikan Dia sebagai andalan ketika kita menghadapi segala sesuatu. Apa pun yang terjadi dalam hidup kita, berpegang kepada Yesus adalah satu-satunya jawaban yang tepat. Yang harus kita lakukan adalah mengambil waktu khusus, sujud menyembah di hadapan-Nya, dan berdoa dengan tulus hati untuk memohon bimbingan-Nya. Semoga firman-Nya hari ini menguatkan kita dalam mengikuti Dia, khususnya dalam mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran-Nya.