Matius 9:27-31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
***
Dua orang buta percaya kepada Yesus dan sembuhlah mereka. Karena percaya, hidup mereka diselamatkan. Keduanya percaya tanpa basi-basi. Berkat perjumpaan dengan Yesus, kegelapan yang mereka alami seketika menjadi terang benderang.
Demikianlah iman atau kepercayaan kepada Allah mengubah hidup seseorang. Syarat untuk menjadi orang percaya adalah keterbukaan diri. Orang yang mau berubah adalah dia yang berani melihat kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri, apa pun itu bentuknya. Jika seseorang berani terbuka kepada Allah, ia pasti akan merasakan kedamaian dan sukacita. Allah yang mahabaik senantiasa menyertai kehidupan kita, juga ketika kita berhadapan dengan segala macam persoalan. Pada akhirnya Ia akan bertindak untuk mengubah dan menyelamatkan hidup kita.
Keterbukaan diri adalah fondasi iman kita yang akan membuat hidup kita semakin kuat. Jika kesulitan kecil sudah membuat kita terpuruk dan enggan untuk bangkit lagi, masa depan yang cerah tidak akan pernah kita lihat. Bacaan pertama hal ini (Yes. 29:17-24) menggambarkan perubahan hidup yang penuh suakcita: “Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat.”
Allah mengubah segala sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Sukacita berasal dari Allah, dan akan kita rasakan kalau percaya kepada-Nya. Percaya kepada Allah dan berjuang bersama-Nya akan selalu menghasilkan sesuatu yang baik.
Saudara-saudari sekalian, mari kita senantiasa percaya kepada Allah agar dapat berjuang dengan teguh dan tangguh dalam kehidupan ini. Dalam Dia, ada sukacita dan keselamatan. Janganlah kita ragu, cemas, atau khawatir. Biarkanlah Allah tinggal dan merajai hidup kita. Bila Allah meraja, yang lain pasti lewat. Tidak ada yang dapat menggantikan Allah dalam kehidupan kita.