Berjaga-jaga dengan Mata Terbuka

Minggu, 29 November 2020 – Hari Minggu Adven I

143

Markus 13:33-37

“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”

***

Syarat berjaga-jaga adalah mata yang melek atau terbuka. Jika seseorang berkata bahwa ia berjaga tetapi matanya terpejam, itu artinya ia tertidur sehingga boleh dibilang tidak berjaga dengan baik. Mata yang melek menunjukkan kesadaran seseorang bahwa ia sedang melakukan sesuatu. Ia memiliki kehendak atau kemauan untuk berjaga demi tugas atau tujuan tertentu. Dalam konteks ini, ada unsur kewaspadaan, juga pemberian keseluruhan diri, pikiran, dan hati. Jika tiba-tiba terjadi sesuatu, dapat dipastikan bahwa ia akan bergegas untuk bertindak dengan benar.

Yesus mengingatkan kita semua untuk berjaga-jaga. Jika tuan rumah datang, hendaknya kita didapati siap sedia untuk menyambut, bahkan melayaninya. Meskipun berjaga-jaga bukanlah tugas yang ringan, kita diajak untuk melakukannya dengan ikhlas dan gembira.

Dalam bacaan kedua hari ini (1Kor. 1:3-9), Paulus mengatakan bahwa dasar untuk melakukan sesuatu, termasuk berjaga-jaga, adalah kasih karunia Kristus. Paulus telah menjadi kaya dalam segala hal, juga dalam perkataan dan pengetahuan, karena percaya kepada Kristus. Itu sebabnya Paulus tidak memiliki kekhawatiran dalam dirinya, sebab di dalam Kristus, ia menjadi tangguh dalam situasi apa pun. Kristus meneguhkan perjalanan hidup dan pewartaan yang dilakukannya. Kepada kita, Paulus mengingatkan bahwa bersama Kristus, kita akan berjalan menuju kesempurnaan tanpa cacat cela.

Karena itu, meskipun memerlukan perjuangan yang tidak mudah, mari kita berjaga-jaga dalam iman akan Kristus dengan penuh sukacita. Dengan bersikap awas dan waspada, kita akan mampu menempatkan diri secara benar. Ketika melakukan kesalahan, hendaknya kita segera berdoa agar mendapatkan perdamaian dan pengampunan. Ketika mengalami kelebihan, hendaknya kita tahu diri untuk berbagi dengan yang berkekurangan. Ketika mengalami kesulitan, hendaknya kita datang kepada Tuhan untuk mendapatkan pertolongan.

Saudara-saudari sekalian, Masa Adven telah dimulai. Mari kita membangun keutamaan untuk berjaga-jaga dengan sadar dan tahu menempatkan diri oleh karena kasih karunia Kristus.