Setia Sampai Akhir

Rabu, 25 November 2020 – Hari Biasa Pekan XXXIV

209

Lukas 21:12-19

“Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”

***

Jika kita mengikuti berita-berita yang beredar belakangan ini, kita dapat melihat realitas kehidupan kita sebagai pengikut Kristus yang mengalami banyak tantangan di tanah air kita sendiri. Bagaimana tidak, izin mendirikan Gereja sulit diperoleh, kita pun sering kali tidak bebas untuk beribadat, bahkan untuk sekadar bersama-sama berdoa Rosario. Ketika berkumpul untuk beribadat di rumah-rumah, tindakan kita itu dianggap ilegal dan mengganggu ketenteraman masyarakat sekitar. Baru-baru ini ada pula kejadian memalukan dari dunia pendidikan, di mana seorang siswa yang beragama Kristen dihambat untuk menjadi ketua OSIS di sebuah SMA negeri.

Rasanya sulit dipercaya bahwa hal-hal seperti itu terjadi di negara demokrasi yang berdasarkan Pancasila ini. Akan tetapi, itulah kenyataannya. Menjadi pertanyaan: Apakah kita akan menyerah? Apakah kita sebaiknya meninggalkan iman kita karena berhadapan dengan tantangan yang begitu berat?

Saya teringat pada Trinity, seorang bocah yang menjadi korban bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur beberapa tahun yang lalu. Sampai saat ini, dia masih terus menjalani pengobatan akibat luka bakar yang menghanguskan sebagian besar tubuhnya. Meskipun demikian, dia tetap bersemangat, tetap rajin belajar, juga tetap memuji dan memuliakan nama Tuhan dengan menyanyikan lagu-lagi rohani kesukaannya. Pengalaman menyakitkan yang terjadi saat dia sedang menyanyikan lagu-lagu rohani di sekolah minggu tidak membuatnya berhenti memuji Tuhan dan berdoa. Sikapnya ini sungguh menginspirasi kita untuk tidak pernah takut menghidupi iman kita seberat apa pun tantangan yang dihadapi.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan agar kita jangan pernah takut untuk setia meskipun harus menjalani siksaan dan penganiayaan karena iman kita. Teruslah mewartakan kabar gembira dan kebaikan kepada semua orang, bahkan kepada orang-orang yang menganiaya kita. Teruslah berbuat baik, bahkan kepada mereka yang membenci kita. Dengan cara itu, kita bersaksi bahwa Tuhan yang kita imani adalah Bapa yang mahabaik. Kita diminta untuk bersaksi tidak hanya dengan perbuatan, tetapi juga dengan kata-kata. Kalau kita ternyata tidak pandai merangkai kata, tidak perlu takut. Tuhan sendirilah yang akan membantu kita. Ia akan mengutus Roh Kudus untuk mendampingi kita.     

Hari ini Gereja juga merayakan Peringatan Fakultatif Santa Katarina dari Aleksandria, seorang perawan dan martir. Ia dapat menjadi teladan kita dalam bersaksi. Katarina adalah seorang putri bangsawan dari Aleksandria yang sangat cantik dan pandai. Ketika disuruh untuk menikah, dia menolak semua lelaki yang melamarnya. Ketika mengenal Yesus dari seorang rabi, dia mengatakan, “Saya akan mengabdi kepada Kristus, dan hanya kepada-Nya saja saya mengabdi.” Banyak orang bertobat dan mengikuti Kristus melalui kesaksian Katarina. Ketika kaisar memintanya untuk menyembah berhala dengan dijanjikan akan diangkat menjadi ratu, dengan tegas dia menolak. Katarina akhirnya dimasukkan ke dalam penjara dan disiksa, tetapi dia tetap bertahan dalam imannya sampai akhir.

Mari kita memohon rahmat Tuhan agar sesulit apa pun tantangan yang kita hadapi, kita dapat bertahan dan tetap setia kepada-Nya.