Syarat Mengikuti Yesus

Rabu, 4 November 2020 – Peringatan Wajib Santo Karolus Borromeus

606

Lukas 14:25-33

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

***

Alangkah berat syarat yang harus kita tanggung untuk mengikuti Yesus! Kita harus membenci orang-orang yang kita cintai dan yang paling dekat, bahkan kita juga harus mengorbankan nyawa kita sendiri. Apakah memang demikian?

Mari kita lihat konteks perikop ini terlebih dahulu agar maksud perkataan Yesus kita mengerti dengan baik. Perkataan ini disampaikan Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Kita tahu bahwa di Yerusalem, Yesus akan ditangkap, diadili, dan dihukum mati. Perjalanan ke Yerusalem berarti perjalanan menyongsong kesengsaraan dan kematian. Saat itu, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus dan ingin bergabung dengan-Nya. Namun, mereka semua tidak tahu bahwa Yesus akan menanggung sengsara. Konsekuensi mengikuti Yesus adalah harus siap sedia seperti Dia menanggung penderitaan, bahkan kematian. Karena itu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mengikuti Dia.

Syarat yang dimaksud ada tiga. Pertama, mereka hendaknya selalu mengutamakan Yesus. Apa pun situasi yang mereka hadapi, bahkan bila dihadapkan pada pilihan yang rumit, mengikuti Dia harus diletakkan di tempat pertama. Untuk menegaskan hal ini, Yesus menggunakan bahasa hiperbola (ungkapan yang berlebihan untuk menekankan maksud tertentu), yakni membenci keluarga sendiri (dalam Injil Matius digunakan ungkapan yang lebih positif, lih. Mat 10:37). Karena itu, yang sesungguhnya dimaksudkan di sini adalah menjadikan Yesus sebagai yang pertama dan utama, serta mencintai Dia melebihi segala sesuatu.

Kedua, siap memanggul salib. Salib adalah inti kehidupan kristiani. Salib sering dimengerti sebagai penderitaan. Namun, tidak semua penderitaan adalah salib. Suatu penderitaan dikatakan sebagai salib bila merupakan akibat atau konsekuensi dari perjuangan iman, kasih, kebenaran, keadilan, dan perdamaian. Jadi, syarat menjadi pengikut Yesus adalah siap memperjuangkan kebenaran dan keadilan kendati harus mengalami penolakan dan penderitaan, bahkan mengorbankan nyawa sendiri.

Ketiga, rela melepaskan diri dari segala yang dimiliki. Apakah kita harus menjadi miskin dan tidak memiliki apa-apa untuk menjadi pengikut Yesus? Tidak. Yang dikehendaki Yesus adalah agar kita tidak terikat pada harta benda. Kelekatan hati pada barang-barang duniawi bisa menjauhkan kita dari hubungan yang intim dengan Allah. Lebih dari itu, meninggalkan yang dimiliki berarti juga mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Jadi, syarat menjadi pengikut Yesus adalah tidak memiliki kelekatan hati dengan harta duniawi dan juga mau berbagi dengan sesama.