Menjadi Bagian Keluarga Allah

Rabu, 28 Oktober 2020 – Pesta Santo Simon dan Yudas

147

Lukas 6:12-19

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

***

Kepada jemaat di Efesus, Paulus menasihati dan mengingatkan bahwa mereka harus melihat diri mereka tidak lagi sebagai orang asing atau pendatang, tetapi sebagai warga orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah (bacaan pertama hari ini, Ef. 2:19-22). Sebagai warga keluarga Allah, persekutuan mereka dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, sedangkan Kristus adalah batu penjurunya. Kristuslah yang menjadi fondasi dari ikatan kekeluargaan itu. Kristus adalah landasan yang membuat semua yang dibangun di atas-Nya tersusun rapi, kokoh, dan bertumbuh menjadi bangunan yang baik bagi Tuhan.

Ikatan kebersamaan dalam Kristus, di mana Kristus berperan penting sebagai fondasinya, terlihat dalam bacaan Injil hari ini yang berkisah tentang panggilan kedua belas rasul dan tentang pengajaran serta penyembuhan yang dikerjakan Yesus. Dikisahkan, setelah Yesus berdoa sepanjang malam, keesokan harinya Ia memanggil murid-murid-Nya, dan memilih di antara mereka dua belas orang menjadi rasul. Kedua belas rasul ini dijadikan-Nya kelompok terdepan yang menjadi dasar pewartaan dan pembentukan jemaat di kemudian hari. Bagi Yesus, kedua belas rasul itu tidak sekadar murid. Mereka adalah kelompok utama yang kelak menjadi penerus seluruh karya pewartaan-Nya. Setelah Yesus terangkat ke surga, merekalah dasar, wadah, dan penerus kepemimpinan Kristus atas jemaat-Nya.

Dengan demikian, kedua bacaan hari ini memberi pesan kepada kita untuk memandang dan menghayati bahwa karena baptisan, kita semua adalah anggota keluarga dalam iman akan Kristus. Semua orang adalah saudara dan harus dilihat sebagai keluarga sendiri. Semua orang harus diterima, dicintai, dan diperlakukan sebagai sesama anggota keluarga Allah. Tidak boleh ada penolakan, tidak boleh pula ada perlakuan yang berbeda, sekat-sekat, di mana sebagian dianggap warga kelas satu, sebagian yang lain dianggap sebagai warga kelas dua.

Semua berharga dan diberkati oleh Allah. Semua yang mengenal Kristus dipanggil untuk menjadi murid dan rasul-Nya. Dalam hal ini, tidak ada kekhususan yang dimiliki oleh kelompok tertentu karena persoalan asal usul, kekayaan, kedudukan, jabatan, pendidikan, dan sebagainya. Persekutuan dan penyerahan diri dalam keluarga Allah adalah panggilan menuju keselamatan. Oleh karena itu, setiap orang harus berani dan wajib menyerahkan diri dalam ikatan persekutuan bersama dengan jemaat.