Lukas 11:37-41
Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
***
Di Palestina ada Danau Galilea, yang mendapat air dari mata air di Gunung Hermon. Meskipun darinya mengalir Sungai Yordan, Danau Galilea sendiri tidak pernah kering. Petrus dan beberapa rasul Yesus sering diceritakan menangkap ikan di tempat itu. Banyak ikan hidup berkeriapan di Danau Galilea, sehingga orang-orang sekitar memperoleh penghidupan dari tempat ini.
Danau Galilea memberi kita pelajaran mengenai hidup rohani. Sesungguhnya semua hal yang kita terima dari Tuhan bukan untuk diri kita sendiri saja, tetapi untuk dibagikan kepada sesama. Itulah jalan kesucian yang ditunjukkan Tuhan kepada kita.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajar kita untuk berbagi berkat kehidupan. Dengan cara demikian, kita menyucikan hati. Di balik sikap murah hati sesungguhnya ada iman yang dihidupi. Orang bersikap murah hati karena ia mengimani bahwa Tuhan itu maha murah. Meskipun ia berbagi dengan orang lain, ia percaya bahwa hidupnya tidak akan kehabisan berkat. Tuhan akan selalu melimpahkan berkat melalui berbagai cara.
Ada seorang aktivis Gereja yang membagikan pengalaman rohaninya, mengapa ia mau terlibat dalam pelayanan. Dengan terlibat pelayanan Gereja tentu saja dia banyak memberikan waktu, tenaga, pikiran, bahkan dana. Apa yang menggerakkan dia melakukan semua itu? Menurutnya, ia mau merayakan berkat Tuhan yang telah ia terima dalam berbagai rupa: Kesehatan, rezeki, kesempatan, juga keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dengan cara demikian, ia menyucikan hidupnya.