Keseimbangan Antara Hidup Aktif dan Kontemplatif

Selasa, 6 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XXVII

386

Lukas 10:38-42

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya.”

***

Santo Fransiskus Asisi, pendiri tarekat Fransiskan, sempat mengalami kebingungan apakah harus memilih cara hidup aktif dalam kerasulan, atau kontemplatif dengan tinggal di biara tertutup yang aktivitas utamanya adalah doa dan merenungkan sabda Tuhan. Ia sempat bertanya kepada saudara-saudarinya untuk mencari jawaban atas kebingungannya ini. Pada akhirnya, dalam wasiatnya, Fransiskus dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan sendiri telah menunjukkan kepadanya bahwa ia harus aktif di dunia, tetapi tidak pernah boleh melupakan doa dan kontemplasi.

Bacaan Injil hari ini menyajikan kisah Marta dan Maria. Yesus dan para murid bertamu di rumah kedua saudari ini. Sebagaimana biasa kita lakukan ketika menerima tamu, apalagi tamu yang penting, tentu kita akan sibuk menyiapkan segala sesuatu, termasuk hidangan yang akan kita sajikan. Demikianlah yang dilakukan Marta. Ia sangat sibuk dan aktif menyiapkan ini dan itu. Sementara itu, Maria asyik mendengarkan Yesus. Melihat Maria yang sepertinya tidak peduli kepadanya, Marta meminta Yesus untuk menegur saudarinya itu agar mau membantunya. Yang terjadi, Marta sendirilah yang kemudian ditegur oleh Yesus.

Marta menjadi gambaran dunia aktif, sementara Maria adalah gambaran dunia kontemplatif. Namun, harus kita perhatikan bahwa sebelum Marta mengeluh kepada Yesus, Yesus tetap membiarkan Marta asyik dengan kesibukannya. Ini berarti sebenarnya tidak masalah kalau Marta mau sibuk seperti itu. Namun, setelah ia “mencampuri” urusan Maria, Yesus pun menegur Marta. Marta sebenarnya tidak usah terlalu menyusahkan diri dengan banyak perkara. Mungkin saat itu Marta sibuk menyiapkan pisang goreng, jadah bakar, jadah goreng, jadah rebus, es teh, es jeruk, kopi panas, dan lain sebagainya. Padahal, tidak usah telalu komplet, satu atau dua menu saja sudah cukup. Akan baik kalau Marta segera bergabung dengan Maria untuk mendengarkan Yesus.

Dalam hidup ini, kita harus mempertimbangkan keseimbangan. Jangan terlalu sibuk bekerja, hingga lupa berdoa atau mendengarkan Tuhan. Tentu saja ini berlaku pula untuk sebaliknya, jangan sampai kita berdoa terus, hingga tidak mau berbuat atau bekerja. Dalam hidup sehari-hari, kita harus menjaga keseimbangan antara doa dan kerja.