Kasih Mengatasi Segala Peraturan

Jumat, 17 Juli 2020 – Hari Biasa Pekan XV

219

Matius 12:1-8

Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

***

Orang yang hanya mementingkan peraturan tidak jarang mengutamakan terlaksananya peraturan tersebut dan tidak memedulikan aspek-aspek yang lain. Apabila suatu peraturan terlaksana sesuai prosedur, ia sudah merasa bahwa pekerjaannya sukses dan berhasil. Ia pun biasanya lalu suka berkeras mempertahankan kebiasan-kebiasaan tertentu. Kegiatan atau cara hidup yang baru, yang tidak sesuai dengan peraturan, dinilai salah begitu saja.

Hari ini kita berjumpa dengan orang Farisi yang terus mengamati aktivitas Yesus dan para murid-Nya. Kali ini mereka memprotes sikap para murid yang memetik gandum dan memakannya pada hari Sabat. Mereka mempermasalahkan pelanggaran hukum Sabat.  Dalam tradisi Yahudi, hari Sabat merupakan hari untuk beristirahat. Karena itu, melihat para murid “bekerja” memetik gandum, mereka melihat ini sebagai kesempatan emas untuk menyalahkan Yesus.

Yesus menjawab keberatan orang-orang itu dengan dasar pengalaman masa lalu. Raja Daud juga melakukan tindakan yang bisa saja dianggap sebagai pelanggaran hukum Sabat, tetapi tidak ada yang mempersalahkannya. Memenuhi hukum Sabat adalah baik, tetapi akan lebih mulia kalau tindakan itu disertai oleh pemahaman akan makna terdalam dari hukum tersebut. Yesus juga tidak bermaksud mengubah hukum Sabat. Hanya, Ia ingin orang menyadari bahwa suatu peraturan hendaknya dilaksanakan dengan menjunjung tinggi empati dan peri kemanusiaan.

Bagi kita umat kristiani, bacaan hari ini bukan pembenaran untuk melupakan hari Tuhan. Kadang-kadang ada orang yang pada hari Minggu, alih-alih memuliakan Tuhan bersama dengan saudara-saudari seiman, malah terus saja bekerja keras dalam rangka menghimpun kekayaan. Sungguh sangat disayangkan kalau hal itu terjadi, sebab dengan mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu, kita dapat berkumpul bersama untuk saling meneguhkan iman akan Yesus Kristus.

Sebagai anggota Gereja, mari kita meluangkan waktu satu kali seminggu, lebih baik lagi kalau setiap hari, untuk memuliakan Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui perayaan Ekaristi. Namun, jangan dilupakan bahwa pelayanan kasih terhadap sesama juga penting. Kasih terhadap Allah dan sesama harus berjalan dengan seimbang.