Matius 5:33-37
“Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
***
Sekarang ini, melalui media sosial, orang dapat dengan mudah menunjukkan diri mereka kepada dunia. Apa saja bisa dipertontonkan: kemampuan, kecantikan, kekayaan, pengetahuan; juga sebaliknya: kemiskinan, penderitaan, kemarahan, kebencian, dan sebagainya. Apakah yang diperlihatkan secara terbuka itu berkualitas dan sesuai dengan realitas? Apakah semua orang akan mempercayainya? Belum tentu.
Akan tetapi, dengan jelas itu semua menunjukkan bahwa pengakuan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Setiap orang ingin diakui keberadaan dan kemampuannya. Saking mendesaknya kebutuhan ini, kadang-kadang ada yang sampai tergoda untuk menghalalkan segala cara.
Hari ini, Yesus berbicara tentang sumpah. Sumpah biasanya dilakukan untuk meyakinkan orang lain, untuk memberi jaminan bahwa orang yang bersumpah akan melakukan sesuai dengan yang disumpahkan. Ini juga merupakan salah satu bentuk pengakuan akan keberadaan diri. Namun, apakah orang yang bersumpah itu sudah pasti melaksanakan apa yang ia sumpahkan? Belum tentu, bahkan jika orang itu bersumpah di atas Kitab Suci.
Karena itu, Yesus dengan tegas mengatakan agar kita jangan sekali-kali bersumpah demi apa pun. Kita sering lupa bahwa langit, bumi, dan segala isinya adalah milik Tuhan. Kita tidak memiliki hak apa pun atasnya. Hidup dan tubuh kita juga adalah milik-Nya, yang sewaktu-waktu dapat diambil bila Dia berkehendak. Bagaimana mungkin kita bersumpah demi sesuatu yang bukan milik kita? Bagaimana mungkin kita bersumpah demi sesuatu yang atasnya kita sendiri tidak memiliki hak apa pun?
Jika ya, katakan ya; jika tidak, katakan tidak. Yesus menghendaki kita agar hidup secara jujur. Keadaan kita yang apa adanya tidak perlu ditutup-tutupi, tidak perlu dipoles-poles agar tampak indah meski jauh dari kenyataan. Hiduplah apa adanya, dan bukan ada apa-apanya. Jika kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, niscaya hidup itu sendiri yang akan bersaksi tentang diri kita. Dalam menjalani kehidupan ini, mari kita bersikap tegas dalam menentukan pilihan. Laksanakan hal yang benar; jauhi hal yang tidak benar.