Rendah Hati dan Bersikap Terbuka

Selasa, 10 Maret 2020 – Hari Biasa Pekan Prapaskah II

104

Matius 23:1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

***

Kota Sodom dan Gomora begitu melegenda. Kisah lengkapnya dapat dibaca dalam Kejadian 19, di mana kedua kota itu akhirnya dihancurkan karena para penduduknya tidak bertobat dari dosa dan perbuatan jahat mereka.

Dalam bacaan pertama hari ini (Yes. 1:10, 16-20), dua kota itu disebut oleh Yesaya untuk mengingatkan para pendengar akan kemarahan dan penghakiman Tuhan jika umat tidak mau bertobat. Akan tetapi, pengampunan dari Tuhan sangat ditekankan oleh perikop ini. Yesaya bahkan menegaskan, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

Bisa jadi kita tidak melakukan dosa seperti yang dilakukan manusia Sodom dan Gomora. Namun, itu tidak berarti bahwa dosa kita lebih sedikit sehingga tidak perlu disikapi dengan serius. Dalam diri kita ada kecenderungan untuk menyombongkan diri atau merasa diri lebih baik dari orang lain. Dosa-dosa seperti itu pun sebenarnya sudah patut untuk dihukum.

Karena itu, sabda Yesus hari ini kiranya menjadi peringatan yang bagus bagi kita semua. Dalam perjumpaan dengan Tuhan dan sesama, hendaknya kita selalu rendah hati dan bersikap terbuka. Janganlah kita suka meninggikan diri, sebab siapa yang meninggikan diri, ia akan direndahkan.

Saudara-saudari sekalian, mari kita jujur dengan diri kita sendiri. Sebenarnya kita ini pantas dihukum karena dosa dan kecenderungan kita yang jahat. Namun, bagaimanapun kita adalah anak-anak Allah. Allah menyayangi kita semua. Karena itu, adalah kewajiban kita untuk memperlakukan orang lain seperti yang dilakukan Allah kepada kita.