Mengenal Yesus

Kamis, 20 Februari 2020 – Hari Biasa Pekan VI

167

Markus 8:27-33

Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.

Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

***

Suatu berita dikatakan lengkap dan dapat diandalkan kalau menjawab enam pertanyaan penting ini: apa, siapa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana. Inilah tampaknya yang gagal dilakukan oleh para murid ketika menjawab pertanyaan Yesus, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Yesus agaknya ingin mengetahui apa yang didengar murid-murid-Nya dari masyarakat tentang diri-Nya. Yesus ingin mengetahui apa yang mereka ketahui tentang diri-Nya.

Namun, tanggapan para murid tidak seperti yang diharapkan. Mereka membandingkan-Nya dengan nabi-nabi zaman Perjanjian Lama, juga dengan Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain, laporan para murid tentang gambaran sosok Yesus tidak lengkap dan tidak akurat. Pertama, mereka tidak mengenali identitas-Nya: siapa Dia bagi mereka. Kedua, mereka tidak mengenali sifat-Nya: seperti apa Dia bagi mereka. Ketiga, mereka juga tidak memahami bagaimana cara Dia menyelesaikan misi-Nya.

Pada akhirnya, Yesus bertanya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Pertanyaan ini ditujukan pula kepada kita sekarang. Ini adalah pertanyaan pribadi yang juga menuntut tanggapan pribadi dari kita. Memang benar bahwa kita telah membaca dan mendengar banyak hal tentang Yesus sebagai guru, tabib, pengkhotbah, dan nabi. Namun, apakah hal itu menggerakkan dan mengilhami kita untuk lebih mengasihi Dia? Mengenal Yesus bukan hanya masalah pikiran dan pengetahuan. Kita harus pula meniru Dia: meniru cara hidup-Nya, meniru cara Dia mencintai dan mengampuni orang lain, serta meniru cara Dia menghabiskan waktu untuk berbuat baik dan melayani sesama.