Lukas 4:14-22a
Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya.
***
Mengasihi itu tidak cukup dalam bentuk teori atau slogan yang indah dan menarik. Bagi orang kristiani, mengasihi harus menjadi milik pribadi dan bagian utuh hidup kita. Karena itu, kasih yang tidak terwujud dalam tindakan nyata sungguh tidak ada artinya.
Dalam bacaan pertama hari ini (1Yoh. 4:19 – 5:4) ditegaskan bahwa kasih terhadap Allah harus terwujud dalam kasih terhadap sesama. Kasih terhadap Allah hendaknya mendorong kita untuk mengasihi sesama. Bentuknya bisa beraneka ragam, misalnya kesediaan, ketekunan, kerendahan hati, persaudaraan, pengampunan, tanggung jawab, dan sebagainya. Dengan itu, kita “memberikan” diri kita kepada sesama. Mengasihi sesama berarti pula bahwa sesama itu bernilai bagi hidup kita.
Hidup dalam kasih sama dengan hidup yang dikuasai oleh Roh Kudus. Dengan itu, kita membiarkan Roh Kudus menggerakkan seluruh aspek kehidupan kita, seperti Yesus yang membiarkan diri-Nya dibimbing oleh Roh Kudus ketika memulai karya-Nya di Galilea.
Roh Kudus akan mengusik hati kita tatkala ada situasi yang membutuhkan uluran tangan kita. Roh Kudus akan mempersatukan banyak orang untuk bertindak mengupayakan persaudaraan dan kesejahteraan bersama. Roh Kudus tidak akan membiarkan kita diam, menutup mata, dan pura-pura tidak tahu akan situasi di sekitar kita.
Saudara-saudari sekalian, kobarkanlah selalu api Roh Kudus di dalam diri kita! Ia akan mempertajam mata hati kita dan akan menggerakkan kita untuk selalu berbagi dengan sesama.