Warung Remang-remang dan Lampu Natal

Rabu, 25 Desember 2019 – Hari Raya Natal

94

Yohanes 1:1-5, 9-14

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

***

Kisah ini dialami oleh seorang pastor di salah satu daerah di Sumatera Selatan. Saat itu, dia bertugas di salah satu paroki di desa yang sedang berkembang. Menjelang Natal, si pastor mengajak mudika mendekorasi pastoran dan gereja. Mereka membuat gua Natal dan tidak ketinggalan pula menghiasi pohon cemara yang sudah ditanam dalam pot.

Ketika selesai semua, mereka merasa ada yang kurang, yakni lampu Natal. Maka pastor dan dua orang mudika pergi ke pasar untuk membelinya. Sialnya, setiap toko listrik yang dimasuki mengatakan bahwa mereka tidak punya lampu Natal. Di toko yang terakhir jawabannya juga sama saja. Namun, ketika pastor tersebut melihat-lihat barang yang dijual di toko itu, matanya dengan segera tertuju pada kotak yang bergambar lampu kerlap-kerlip. Ia pun berkata kepada penjaga toko, “Itu lampu Natal. Kok tadi bilang tidak ada?” Jawab si penjaga, “Oh, itu kan lampu disko yang biasa dipasang di warung remang-remang.”

Kisah nyata di atas sangat menginspirasi untuk merenungkan Natal. Natal bukan sekadar perayaan ulang tahun kelahiran Yesus ke dunia. Natal adalah perayaan iman di mana Allah yang adalah Terang telah datang ke dunia. Ia menerangi dunia dan menyingkirkan kegelapan. Injil Yohanes hari ini mengatakan, “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.” Apa yang dikatakan Penginjil Yohanes benar adanya. Kita sering kali tidak mengenali Terang itu. Kita punya kecenderungan untuk berdiam dalam keremangan duniawi. Kita sering kali lebih memilih untuk berdiam dalam kegelapan dosa.

Perkataan penjaga toko tadi benar juga. Lampu Natal adalah juga lampu yang biasa dipasang di warung remang-remang. Demikian Yesus lahir ke dunia sebagai terang yang menerangi kegelapan manusia. Ia ingin menerangi keremangan hidup manusia dan membawa kehidupan baru, kehidupan yang dipenuhi dengan kasih dan kedamaian Allah, kehidupan yang terlepas dari cengkeraman dosa. Semoga pada Natal kali ini, kita tidak menyibukkan diri dengan hiasan-hiasan pohon Natal. Semoga kita lebih sibuk menghiasi hidup kita dengan Terang yang sesungguhnya.